Scroll ke bawah untuk membaca
Example floating
Example floating
BeritaWarta Kampus

Apresiasi Erick Thohir Doktor Kehormatan UB, Litbang WPN: Saatnya Sinergi Gagasan, Perkuat Transformasi SDM Era Society 5.0

201
×

Apresiasi Erick Thohir Doktor Kehormatan UB, Litbang WPN: Saatnya Sinergi Gagasan, Perkuat Transformasi SDM Era Society 5.0

Sebarkan artikel ini

Tokoh Publik Harus Sering Masuk Kampus, Agar Pengalamannya di Dunia Nyata Berinteraksi dengan Dunia Akademik

Warta Press, Malang, JATIM – Gagasan dan sepak terjang Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang baru saja dikukuhkan sebagai Doktor Kehormatan (Honoris Causa) Bidang Manajemen Strategis dari Universitas Brawijaya (UB), beberapa hari lalu, ikut dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) yang rutin diadakan Libang Warta Press Network (WPN) pada Minggu (05/2/2023), yang mengusung tema “Pemimpin Inspiratif Era Society 5.0”.

Beberapa gagasan dan sepakterjang Erick ditulis dalam beberapa buku, antara lain dalam buku Erick Thohir (Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi) karya A. Yogaswara dan Baskara A. Pradana, terbitan Checklist Publishing (2020). Yang terbaru, berita sejumlah media yang menyoroti relevansi Erick meraih gelar Doktor Kehormatan di UB, yang merupakan salah satu kampus terkemuka di Indonesia.

“Sebagai bisnisman Erick Thohir jelas punya pengalaman panjang dalam aplikasi ilmu ekonomi di dunia nyata. Kampus sebagai pusat berkembangnya teori dan riset iptek, sudah sewajarnya memberikan pengakuan akademik pada tokoh-tokoh publik yang punya kapasitas dan kontribusi intelektul terhadap perkembangan keilmuan seperti ET, tentu sesuai prosedur yang disyaratkan,” kata Afrianus Adven Kadha, S.Sos., M.AP, pengamat kebijakan publik yang juga Kepala Litbang Warta Press Network.

Menurut Adven, tokoh sekelas Erick Thohir pasti kaya gagasan, pengalaman dan punya visi strategis dalam lingkup yang dibidangnya, semisalnya industri, olahraga dan BUMN, yang mana hal itu diperlukan sebagai bahan komparasi, antara teori akademik dengan dunia praktis. Insan media mengakui Erick merupakan tokoh penting di dunia media dan komunikasi modern.

Apalagi Erick pernah studi di sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat, seperti Glendale College, California jurusan Communications dan jurusan Advertising, meraih Master of Bussines Adminisgration kampus National University AS (1993). Belum lagi segudang pengalaman di bidang bisnis, media, olahraga dan lembaga sosial. Erick yang kini terpilih jadi Ketum PSSI pernah menjadi Presiden Inter Milan (salah satu raksasa sepakbola Eropa).

Baca Juga:  Celine Dion Terkena Penyakit Langka, Batalkan Tur Hingga 2024

“Kita sudah masuk di era Society 5.0, maka dalam transformasi masyarakat menuju Super Smart Society yang adalah keniscayaan ini diperlukan SDM yang handal, internalisasi Iptek, inovasi dan kolaborasi. Sebab teori akademik hanya akan berkembang jika dikolaborasikan secara aplikatif dengan realitas. Nah, sosok seperti ET merupakan contoh orang yang sangat mumpuni dalam konteks ekonomi dan majanemen strategis,” lanjutnya.

Sehingga, kata Adven yang juga alumni UB ini, dunia perguruan tinggi dapat memanfaatkan pengalaman, akses dan kebijaksanaanya, pada satu sisi. Sisi lainnya, sosok seperti ET memiliki ruang dan legitimasi untuk berkontribusi secara keilmuan terhadap dunia pendidikan.

Adven menyimpulkan, raihan gelar HC Erick Thohir dari UB merupakan hal lazim terjadi di dunia kampus. Tetapi yang paling penting adalah, bagaimana menindaklanjutinya dengan kolaborasi dalam konteks mengembangkan SDM dan Iptek, yang akhirnya bermakna dalam dua aspek: kampus semakin sarat gagasan dan aplikasinya bermanfaat untuk masyarakat.

Sementara itu, peneliti di Libang WPN yang juga penulis senior, Liga Alam, S.T., S.H., menanggapi adanya aksi demontrasi aliansi mahasiswa di dekat acara pengukuhan ET di UB, sebagai bagian dari kebebasan mimbar akademik.

“Tetapi ini zamannya sudah berubah. Cara menyampaikan aspirasi juga sudah harus berubah. Ada yang lebih efektif dan langsung ke sasaran. Seperti melalui tag media social, aspirasi elektronik, menaikkan tagar dan audiensi. Era sekarang, demo pun harusnya bertransformasi ke tren 5.0, misalnya petisi digital yang mampu menjangkau ribuan orang dalam waktu kilat,” ujar Liga yang juga alumni HMI ini. Intinya, bagaimana pesan sampai ke sasaran/tujuan.

Baca Juga:  Kebijakan Publik Dikendalikan Mafia, Pemerintah Daerah Ini Dibubarkan

Terkait kekhawatiran kampus dijadikan ajang pencitraan dan politik, Liga justru memiliki logika terbalik.

“Kampus itu salah satu tempat bersemainya nilai demokrasi. Etika dan cara berpolitik modern itu banyak dilahirkan dari diskursus akademik. Tidak perlu takut, apalagi harus ada pembatasan bahwa tokoh politik atau elit nasional yang kebetulan salah satu bakal calon pemimpin politik tidak boleh masuk kampus. Justru elit-elit ini harus sering diundang masuk kampus. Agar visi dan misi kepemimpinannya dapat berinteraksi dengan atmosfir akademik. Kekhawatiran seperti itu sudah kuno,” lanjut Liga Alam.

Baginya, hal yang tidak boleh itu adalah berpolitik praktis di lingkungan pendidikan, semisal berkampanye politik ataupun sejenisnya. Jika konteksnya adalah gagasan, dialektika dan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan ilmiah, maka itu harus menjadi budaya kolektif. Kalaupun nanti mengandung pencitraan dan lobby, sepanjang tidak melanggar hukum itu hal yang biasa.

Namun Liga juga mengapresiasi poin aspirasi mahasiswa, seperti bagimana membangun empati kolektif untuk keadilan tragedi Kanjuruhan. Menurutnya UB termasuk kampus yang paling awal memberikan empati, seperti dalam bentuk ucapan melalui baliho depan gerbang utama UB.

Sebagaimana diberitakan, Menteri BUMN mendapatkan gelar HC di UB, sekaligus memberikan ceramah ilmiahnya. Dalam orasi ilmiahnya, Erick menyampaikan transformasi tidak dapat hanya diterapkan sekali-kali atau sekali selesai lalu dilupakan begitu saja. Menurutnya, transformasi harus terus dilakukan karena dinamika perubahan dan tantangan akan terus bergulir hingga akhir hayat negeri ini. Oleh karena itu, Erick menegaskan bahwa hal terpenting yang perlu dilakukan adalah eternitas transformasi atau transformasi yang dilaksanakan secara berkelanjutan.

Baca Juga:  Dampak Perubahan Iklim Merajalela, Spanyol Dihantam Musim Kering Parah

Eternalitas yang diserap dari kata eternity atau kekekalan itu, menyiratkan keberlangsungan transformasi di BUMN. Dengan demikian, transformasi BUMN haruslah beyond corporate. Eternitas transformasi BUMN, menurut Erick Thohir, merupakan manajemen yang bersifat strategis, khas, unik, kekinian, berhasil, dan tetap dalam kerangka konstitusi, UUD 1945. Ini merupakan pilihan perubahan yang diselaraskan dengan karakter.

“Sebuah negara yang berhasil adalah negara yang menyelenggarakan transformasi melalui lokomotif ekonominya, dimulai dari penyempurnaan sumber dayanya, baik manusia, alam, maupun teknologi,” jelas Erick dalam keterangannya, Jumat (3/3/2023).

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB Abdul Ghofar, SE., MSi, MAcc., DBA., Ak., CA, memastikan bahwa proses penganugerahan gelar Doktor Kehormatan Honoris Causa telah melalui tahapan akademik yang ketat dan berjenjang selama 1,5 tahun. Mereka memandang Erick memiliki pemikiran yang out of the box dan melintasi berbagai disiplin ilmu, sebagaimana dikutip dari beritajatim Jumat (3/2/23).

“Pak Erick bagi kami adalah figur perubahan transformasi yang terus bergerak terus dalam berbagai keadaan meskipun sulit sekali pun,” kata Abdul Ghofar. **

Focus Group Discussion (FGD-WPN) merupakan agenda rutin dwi mingguan yang diadakan Litbang Warta Press Network, yang merupakan lini kajian yang konsen terhadap isu kebijakan publik, lingkungan, demokrasi, edukasi, literasi dan kajian khusus kepemudaan. Temanya disesuaikan dengan isu-isu yang sedang hangat atau sedang tren di masyarakat. FGD Litbang WPN menjalin kemitraan dengan akademisi, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan dan para insan milenial kreatif.
***

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *