WartaPress, Nabire – Dinamika kehidupan masyarakat yang mengarah pada konflik antarsuku di Papua Tengah masih terjadi wilayah yang seharusnya damai. Belum lama ini, terjadi riak-riak konflik di bawah yang mengusik suasana damai di ibukota provinsi tersebut.
Namun, di tengah situasi ini, muncul seruan bijak dari para tokoh yang menginginkan masyarakat selalu hidup damai, rukun dan saling menjaga satu sama lain. Mengajak kita semua untuk tidak terprovokasi, melainkan menjernihkan pikiran untuk menyelesaikan masalah dengan bijaksana.
Kita orang Papua harus jadi satu, kata Deinas Geley tokoh yang juga mantan Wakil Bupati Puncak Jaya, tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain. Pola pikir yang mengedepankan margaisme, sukuisme, egoisme, tidak boleh. Kita orang Papua tetap orang Papua, selamanya. Artinya, bahwa kita tidak boleh mengatakan kamu suku ini kamu suku itu, kita semua jadi satu. Orang Papua, Papua Tengah yang terdiri dari 8 kabupaten.
“Saya mengajak seluruh generasi muda Papua Tengah, 8 kabupaten harus bersatu membina mendorong ke hal yang positif. Satu pikiran, satu tujuan, satu hati, untuk membangun Papua Tengah. Mari berjiwa besar,” tambah Deinas Geley yang kini menjadi Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Papua Tengah ini.
Menghilangkan ego adalah kunci untuk membuka jalinan komunikasi yang tanpa batas, yang lebih memperkuat kerukunan sosial di masyarakat, kata Deinas Geley, salah satu tokoh masyarakat Papua Tengah yang peduli dengan situasi belakangan ini.
Dikatakan, setiap ada persoalan muncul harus langsung diselesaikan, para pihak terlibat dirangkul untuk dimediasi. Pemerintah daerah dapat menjadi fasilitator pertemuan kedua belah pihak, mengarahkan pada solusi konflik yang adil dan menaungi semua pihak.
Hal yang tidak kalah penting menurut Deinas Geley adalah, langkah preventif yang perlu dilakukan, sebagai tindakan antisipasi menghadapi kemungkinan lahirnya konflik horizontal. “Jadi, tidak menunggu terjadinya konflik. Secara rutin pemerintah perlu mewadahi, menfasilitasi program yang arahnya memperkuat ikatan kekeluargaan, rasa persaudaraan dan kerukunan antar masyarakat di Papua Tengah,” sambungnya.
Selain itu, katanya lagi, pembangunan ekonomi yang inklusif juga menjadi poin penting, dimana lapangan kerja dan kesempatan ekonomi merata dapat mengurangi ketegangan di masyarakat. Penegakan hukum yang adil, partisipasi masyarakat, rekonsiliasi, dan pembangunan trust juga diangkat sebagai langkah-langkah penting dalam memastikan perdamaian berkelanjutan.
Adanya dukungan antar lembaga, penguatan identitas kultural, kebijakan pro rakyat, dan pendekatan berkelanjutan juga menjadi bagian dari solusi yang diusulkan. “Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan kita semua bisa hidup dalam kedamaian, rukun, dan gotong royong memajukan wilayah yang sama-sama kita banggakan. Setiap perjuangan, memerlukan kesadaran bersama dan komitmen jangka panjang untuk mencapai tujuan yang mulia,” katanya. (Rls/la/wp). **