Wartapress, Kediri, Jawa Timur – Daun Tanaman Kelor (Moringa Oleifera) sudah sering digunakan oleh masyarakat untuk berbagai macam manfaat. Namun, Muhammad Alvin warga Dusun Kalilanang, Desa Selodono, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri meluangkan banyak waktunya untuk mencari benalu dari bagian Tanaman Kelor untuk ia racik menjadi Minyak Kelor. Minyak Kelor dari benalu ini sudah jarang ditemui dan salah satu dari produk seni medis tradisional orang Jawa yang cenderung dilupakan.
Muhhamad Alvin yang akrab disapa Gus Alvin oleh para pasienya ini masih melestarikan Minyak Kelor dari benalu dan ia beri nama Jamu Cakra Dewa. Minyak Kelor biasa dicari oleh praktisi pijat tradisional untuk pengobatan. Minyak ini biasa dioleskan di bagian tubuh yang sakit sebagai upaya pengobatan alternatif.
Minyak ini berwarna hijau daun bening dan mirip seperti minyak klenthik, hampir tidak ada baunya. Selain untuk upaya pengobatan juga diyakini masyarakat untuk menetralkan berbagai macam energi negatif. Minyak Kelor Jamu Cakra Dewa ternyata sudah banyak peminatnya. Gus Alvin mengaku sudah pernah mengirim minyak ini ke Kalimantan, Sulawesi, Papua bahkan Malaysia sampai Hongkong.
Gus Alvin yang juga alumni Pondok Mantenan Mambaul Hikam, saat ditemui tim Warta Press (21/03/23) di kediamannya menjelaskan, Minyak Kelor adalah salah satu produk kebudayaan leluhur, salah satu jati diri orang Jawa. Gus Alvin mempelajari sendiri struktur dan kegunaan tanaman kelor dan memulai meracik minyak kelor dari tahun 2005 di Surabaya dan kembali ke tanah kelahirannya Kabupaten Kediri tahun 2017. Benalu dari tanaman kelor ini sulit untuk ditemui dan menjadikan bahan utama minyak ini langka. Untuk 7 liter minyak kelor membutuhkan 3 karung benalu kelor atau setara dengan 7 kg berat.
Pembuatan minyak kelor Gus Alvin menggunakan bahan utama benalu kelor, diracik dengan kelapa hijau, kembang tujuh rupa, kembang telon, kembang setaman, dan suruh kemudian disuling untuk diambil minyaknya selama kurang lebih 24 jam. Kemudian minyaknya diberi wadah botol berbagai ukuran untuk diberikan ke para praktisi pijat tradisonal atau siapa pun yang membutuhkan minyak ini untuk tujuan pengobatan.
“Minyak Kelor ini salah satu yang membersarkan nama orang Jawa, seperti kalau di Kalimantan orang Dayak mempunyai minyak bintang, orang Jawa mempunyai minyak kelor. Minyak kelor sudah hampir dilupkan oleh orang Jawa sendiri padahal ini adalah jati diri orang Jawa.” Terang Gus Alvin.
Minyak Kelor adalah bentuk produk medis tradisonal kebudayaan Jawa. Gus Alvin masih menjaga tradisi dan kebudayaan tersebut dengan melestarikan minyak kelor sebagai upaya pelestarian seni medis tradisional orang Jawa. Ia mengaku hanya satu – satunya di Kediri yang masih meracik benalu dari tanaman kelor untuk dijadikan minyak kelor sebagai salah satu alternatif pengobatan.
“Pembaca cahaya ayat alam semesta yang berbentuk minyak kelor, titsian suku Jawa.” Tambah Gus Alvin saat mendeskripsikan Minyak Kelor dari Benalu ini. (ThareeqA.C/wp). **