WartaPress, Malang – Acara seminar kiprah Prof Dr HM Koesnoe, S.H sebagai pejuang revolusi kemerdekaan dan tokoh perintis berdirinya sejumlah perguruan tinggi islam di Jawa Timur termasuk Malang, berlangsung meriah, meskipun menggunakan ruangan di pojok Griya Brawijaya UB, Malang.
Dibuka oleh Dr KH Marzuki Mustamar, M.Ag, (Ketua PW NU JATIM), acara ini dihadiri oleh narsum Prof Dr Achmad Sodiki, S.H, (Mantan Hakim MK RI), Prof Dr KH A. Muhtadi Ridwan (Guru Besar UIN Maliki), Prof Dr Mas’ud Said (Direktur Pascasarjana UNISMA), dan Drs. Peni Suparto, M. AP (mantan Wali Kota Malang dan murid Prof Koesnoe). Putra-putri Prof Koesnoe juga hadir bersama ratusan undangan yang antusias mengikuti acara.
Namun sayang, acara penting yang digelar pada Selasa Pagi (8/8) ini disediakan tempat di sebuah ruangan berkapasitas terbatas di Griya Brawijaya, sehingga sebagian peserta tidak mendapatkan tempat duduk.
Rektor UB yang menurut susunan acara seharusnya hadir memberikan sambutan tidak nampak hingga acara usai sore hari. Bahkan tidak ada perwakilan pihak Rektorat yang datang memerikan sambutan.
“Ketokohan Prof Koesnoe bagi dunia pendidikan sangat besar. Riset beliau diakui di banyak negara. Jasanya di dunia pendidikan selalu dikenang. Ketika semangat beliau dibangkitkan kembali, dimulai dari kampus biru, itu sebuah penghargaan. Tapi sayangnya pihak Rektorat entah ke mana. Sebagai alumni UB saya malu,” tutur Afrianus Adv. Kadha, S.Sos., M. AP, Pengamat Kebijakan Publik yang juga alumni pascasarjana UB pada media ini Rabu (9/8/2023).
Kegiatan yang diberinama Memorial Lecture Pemikiran dan Kiprah Prof Dr H Moh Koesnoe, S.H., ini digelar oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) bersama Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) PWNU Jawa Timur, dan Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang. Turut andil juga kanal TV9 serta portal berita Ngopibareng.Id.
Prof Dr Koesnoe merupakan tokoh besar yang ikut berperang melawan penjajah. Pada tahun 1958 Prof HM Koesnoe mendapatkan Surat Tanda Jasa Pahlawan atas jasanya di dalam perjuangan gerilya melawan penjajah, dari Presiden Sukarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI.
HM Koesnoe juga meraih Satyalencana Operasi Militer 1 dari Menhan RI tahun 1958 dan Satyalencana Aksi Militer ke 2 dari Menhan RI Djuanda. (Red1/lam/wp). **