WartaPressCom, GlobalNews – Dua negara penghasil migas besar dunia yang selama ini rutin disanksi Amerika Serikat, Iran – Venezuela tandatangani MoU kerjasama petrokimia, minyak, gas.
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Teheran berupaya membantu Caracas dalam rekonstruksi dan renovasi kilang minyak nasional, yang bertujuan untuk memaksimalkan kapasitas dan pos kilang tersebut.
Mengutip situs thecradle.co, selama kunjungan Menteri Perminyakan Iran ke Venezuela, Javad Owji menandatangani Nota Kesepahaman (MoU), tentang kerja sama gas, minyak, dan petrokimia dengan Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodríguez dan Menteri Perminyakan Pedro Rafael Tellechea, pada 16 April.
Teheran berupaya membantu Caracas dalam rekonstruksi dan renovasi kilang minyak nasional, yang bertujuan untuk memaksimalkan kapasitas dan pos terdepan dari kilang tersebut, yang telah dipastikan menjadi bagian dari perjanjian MoU.
MoU tersebut juga mencakup kesepakatan tentang ekspor dan perdagangan minyak, produk minyak bumi, dan kondensat gas.
Iran baru-baru ini mulai mengerjakan perombakan besar-besaran kompleks kilang minyak terbesar Venezuela, Pusat Penyulingan Paraguana.
Owji mengungkapkan bahwa kunjungannya ke Caracas adalah untuk menjajaki jalan “memperkuat hubungan dan kerja sama di bidang energi” antara Venezuela dan Iran.
Selama beberapa tahun terakhir, kedua negara telah menjaga hubungan positif dan memperkuat kerja sama untuk memerangi sanksi Barat, karena mereka secara khusus menargetkan sektor energi mereka. Sejak Mei 2020, Iran telah mengirim lima kapal tanker minyak ke Venezuela, mengingat industri kilang minyaknya runtuh karena kurangnya investasi akibat sanksi.
Presiden Iran dan Venezuela menandatangani perjanjian kerja sama 20 tahun pada Juni tahun lalu di bidang sains, teknologi, pertanian, minyak dan gas, petrokimia, pariwisata, dan budaya. Di bulan yang sama, Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara tentang harapannya untuk “menciptakan persahabatan yang tidak dapat dihancurkan untuk masa depan” antara rakyat Venezuela dan Iran.
Sebagai akibat dari perang hibrida yang dilakukan AS dan sekutunya di negara itu, produksi minyak Venezuela turun dari dua juta barel per hari pada tahun 2012 menjadi hanya beberapa ratus ribu pada awal tahun 2021, meskipun memiliki beberapa cadangan minyak terbesar di dunia. dunia.
Menurut laporan eksklusif oleh The Cradle , pada tahun 2019, mendiang komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Qassem Soleimani, mengunjungi Caracas untuk membantu pembentukan milisi revolusioner dan industrialisasi militer negara tersebut. (thecradle/ed-wp). **