WartaPress, Demokrasi – Fahri Hamzah (FH), tokoh politik yang dikenal vokal dan “galak” pada KPK saat menjadi anggota DPR RI dulu. Mantan politisi PKS asal Sumbawa NTB ini, kini bergabung dengan partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) besutan Anis Matta.
Meski tidak lagi di Senayan dan jarang tampil diacara debat-debat publik televisi, mantan aktivis KAMMI ini tetap aktif di media sosial, seperti di Twitter, dimana akunnya memiliki sekitar 1,5 juta followers.
Berawal dari sentilan tweet mantan penyidik senior KPK, Novel Baswedan pada Fahri yang dinilainya dulu amat keras kritisi KPK, tapi kini amat lunak bahkan cenderung mendukung KPK. Saat yang sama banyak pihak sedang menyoroti kinerja KPK.
“Selama ini bang @Fahrihamzah tidak pernah mendukung @KPK_RI
Tp dia konsisten mendukung Firli Bahuri. Jadi tidak mungkin dia akan menulis masalahnya Firli Bahuri.
Lanjutkan perjuangannya bang @Fahrihamzah . Tetap semangat,” tulis Novel melalui akunnya @nazaqistsha, beberapa waktu sebelumnya.
Fahri berdalih, dia sudah tidak lagi anggota DPRD dan tak digaji negara, “Saya sdh jadi rakyat bang biasa.Dulu saya kerjakan tugas pengawasan (DPR). Abang juga petugas dengan fungsi berbeda. Maka saya kawal keras. Sekarang abang masih terima gaji sya gak. Masak saya sok bertugas? Maafkan ya bang, pensiunan lawan KPK !😀😀🙏🙏,” tulis Fahri Hamzah.
Pada era Fahri di DPR dan Novel di KPK, keduanya berbeda pemikiran. Fahri sangat kritis pada KPK masa itu yang dinilainya banyak melakukan penyimpangan.
“Sekarang situasi berbalik, KPK nyaris tidak punya pendukung. Semua sedang berbalik untuk menyerang KPK. Sementara saya sudah pensiun dan tidak lagi bertugas sebagai pengawas. Kmn kawan kawan yang dahulu menjadi Pemuja KPK itu? Mengapa sekarang semua meninggalkan KPK sendirian?” Lanjut Fahri.
Ia memberikan contoh kebusukan KPK yang lama, “Dahulu, para mantan pimpinan KPK berlomba-lomba menjadi agen pembela KPK di luar dengan potensi persekongkolan yang luar biasa. Saya menyaksikan waktu mengusut kasus century di mana banyak pimpinan KPK yang mencoba menyelamatkan mereka yang terlibat dari belakang layar.”
Suka atau tidak, kata Fahri, penyimpangan dan penyelewengan pada KPK zaman dahulu terjadi secara masif dan nyaris tidak ada yg berani mengkritik sebab lembaga yang dibiayai negara ini telah menjadi Tunggangan partisan mereka mereka yg mengatasnamakan perjuangan. Sekarang lebih profesional!
“Bang novel dkk, daripada ribut mempersoalkan KPK dari pinggir jalan, mendingan bersama saya berjuang masuk Senayan biar nanti bisa mengawasi KPK secara bertanggungjawab dan profesional. Kalau mau jadi caleg @partaigeloraid nanti saya fasilitasi dr belakang. Gratis!😀😀😀🙏🙏🙏.” Tawar Fahri Hamzah, dan belum ditanggapi Novel Baswedan.
Sementara itu, Fahri Hamzah juga berkomentar untuk mantan Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum (AU) yang masih ditahan di LP Sukamiskin Banding. Rencananya Anas akan bebas pada minggu kedua April 2023 ini. Komen FH juga untuk menanggapi sebuah tweet akun Anas.
“Mas AU, Segeralah kembali. Kami sahabat tau apa yg terjadi. Sehat selalu. Selamat berpuasa. 🙏🙏,” kata Fahri Hamzah.
AU juga merupakan mantan Anggota DPR RI, namun jadi “korban” KPK era kepemimpinan Abraham Samad, yang akhirnya dipenjara sejak 2013 dengan dakwaan yang diyakininya penuh muatan politik.
Saat pembebasannya di Sukamiskin Bandung nanti, Anas akan dijemput ratusan aktivis pemuda yang dipimpin oleh Ketum DPP KNPI Haris Pertama. Selanjutnya AU akan ke rumah orang tuanya di Blitar Jawa Timur. (aak/lam/wp). **