WP, Jakarta (4 /6/2024) – Gen Malaya mendesak bareskrim polri untuk mengambil alih kasus dugaan pemalsuan tanda tangan Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP) dalam dokumen Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) di kabupaten karimun provinsi Kepulauan Riau. Hal itu disampaikan oleh co-founder Gen Malaya Eko pratama dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Aktivis muda asal kepulauan riau yang juga mantan Koordinator Pusat BEM Nusantara itu mengatakan bahwa praktik melawan hukum yang diduga dilakukan oleh perkumpulan rezeki anak melayu (RAM) ini harus segera diusut tuntas, “sebab berapa banyak potensi kerugian negara yang di timbulkan akibat praktik tersebut selama ini, aktivitas penyedotan pasir laut di wilayah karimun tersebut sudah berjalan cukup lama,” Kata Eko Pratama.
Selain dari pada dugaan pemalsuan tanda tangan menteri kelautan dan perikanan (KKP) atas dokumen persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (PKKPRL), koperasi perkumpulan rezeki anak melayu (RAM) juga di duga melakukan pemalsuan dokumen terhadap Bukti pembayaran penerimaan negara bukan pajak (PNPB) pada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
Dokumen-Dokumen yang di duga palsu tersebut di gunakan untuk memuluskan aktivitas penambangan pasir laut di kabupaten karimun untuk memperkaya kelompok. hal-hal semacam ini harus segera di tindak tegas. Jangan ada lagi pembiaran.
“Di daerah mungkin mereka masih bisa mengkondisikan masalah ini, tapi tidak untuk di pusat, Bareskrim Polri kami minta untuk segera memproses hukum pelanggaran ini dan kami akan kawal,” tegas eko.
Sebelumnya di ketahui sudah ada ormas yang melaporkan kasus ini kepada pihak Polres Karimun dan Bareskrim Polri, untuk itu kami akan memantau sejauh mana perkembangan penanganan proses hukumnya, “jika masih jalan di tempat Gen Malaya akan melakukan aksi demonstrasi untuk mendesak pelaku segera di proses, sebab kerugian negara harus segera di pulihkan, negara tidak boleh kalah dengan mafia-mafia tambang seperti mereka.” Tutup eko. (Rls/wp). **