WartaPress, Ende NTT – Kampus STPM Santa Ursula Ende menjadi saksi pembahasan yang menginspirasi dalam talkshow bertema “Green Kampus and Green Government”. Yang diselenggarakan pada hari Selasa (24/2023) di Kampus STPM Santa Ursula Ende.
Acara ini digelar oleh Koalisi Orang Muda untuk Perubahan Iklim (KOPI) bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula Ende.
Koalisi KOPI merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh dua organisasi nasional yakni Hutan Itu Indonesia dan Terasmitra. Gerakan ini mendapatkan dukungan dana dari Yayasan Humanisme dan Inovasi Sosial, dengan tujuan mengkampanyekan perubahan iklim.
Narasumber dalam acara ini melibatkan diantaranya Efraim Mbomba Reda (Koalisi KOPI), Maria P.W. Beribe (Founder Kampus Tanpa Dinding), Dr. Sri Wahyuni, SP.,M.Si (Founder Uma Rema Class) serta Kenisia Natalia Rohi (Trash Hero Ende). Moderator dalam talkshow ini adalah Kristitian Jene (Koalisi KOPI Ende). Para peserta terdiri dari mahasiswa STPM Santa Ursula Ende. Peserta berjumlah 60 orang.
Ngea Andreas Sos.Msi. (Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kerjasama STPM Santa Ursula) dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaannya terhadap Koalisi KOPI yang telah aktif dalam kegiatan-kegiatan kampanye menjaga bumi dari krisis iklim.
“STPM Santa Ursula juga sangat konsen terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Koalisi KOPI. Anak muda sekarang memiliki peran penting untuk mengkampanyekan perubahan iklim dan membawa dampak positif kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Maria P.W. Beribe (Founder Kampus Tanpa Dinding) menerangkan bahwa mahasiswa mesti mengambil peran dalam menjaga bumi dari krisis iklim. Krisis Iklim menurutnya sudah nyata terjadi dari krisis air sampai krisis pangan. Selain itu juga menurutnya pemerintah dapat menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembangunan di daerah yang pro terhadap lingkungan hidup.
“Sekarang bukan lagi masalah perubahan iklim tetapi krisis iklim. Kita semua harus berkolaborasi bersama untuk menyikapi laju perubahan iklim. Dari masyarakat, perguruan tinggi, swasta sampai pemerintah harus berkolaborasi bersama.”, ungkapnya.
Dr. Sri Wahyuni, SP.,M.Si (Founder Uma Rema Class) menjelaskan bahwa kampus dapat menjadi contoh bagi kehidupan kampus yang ramah lingkungan. Misalnya dengan membuat bank sampah di kampus dapat memberikan edukasi kepada mahasiswa bahwa sampah harus diklarifikasi dan dapat mendatangkan nilai ekonomis.
“Kampus dapat membuat bank sampah sebagai bentuk edukasi kepada mahasiswa maupun seluruh elemen yang ada di kampus.”, paparnya.
Talkshow ini tidak hanya menjadi platform untuk berdiskusi, tetapi juga memotivasi para mahasiswa STPM Santa Ursula Ende untuk berperan aktif dalam melindungi lingkungan dan mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan kebijakan hijau untuk masa depan yang berkelanjutan.
Efraim Mbomba Reda dari Koalisi KOPI menjelaskan bahwa cita-cita Koalisi KOPI adalah melahirkan 100 pemimpin muda NTT yang aktif menyuarakan isu iklim di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, Koalisi KOPI terus melakukan kampanye agar isu iklim ini dapat dipahami oleh anak muda di NTT.
“Kita ingin isu iklim menjadi isu yang dimengerti oleh anak muda dan anak muda mulai bergerak untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka pra Festival Pesta Raya Flobamoratas akan dilakukan di Kupang pada 3-4 November mendatang.”, tuturnya.
Usai Talkshow Koalisi KOPI bersama mahasiswa STPM Ende melaksanakan Clean Up bersama di pantai Kota Raja Ende. Sebelumnya, Koalisi KOPI bersama mahasiswa STPM Ende melakukan community visit ke Wolopaku Coffee. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan belajar kewirausahaan dan efek perubahan iklim terhadap produktivitas kopi di Wolopaku. (Rls/ed-wp). **
Respon (1)