WartaPressCom, Trenggalek JATIM – Aktivitas turun ke masyarakat atau blusukan perlu menjadi budaya bagi pejabat publik atau unsur yang dekat dengannya. Karena blusukan sangat efektif melihat langsung realitas masyarakat bawah.
Menyadari hal tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek blusukan ke rumah-rumah warga yang tergolong miskin ekstrem. Kehadiran istri Bupati Trenggalek itu dalam rangka untuk memastikan masyarakat yang tergolong dalam kemiskinan ekstrem tersebut mendapatkan intervensi program dari pemerintah.
Dilansir melalui laman Prokopim Pemkab Trenggalek, ada puluhan rumah yang dikunjungi oleh penggiat perempuan, anak, disabilitas dan kelompok rentan itu. Bahkan salah satu yang dikunjungi rumah Bu Tuminah yang sempat dikunjunginya tahun 2019 lalu.
Perekonomian ibu 2 anak ini terpuruk setelah kematian suaminya, saat ini ada intervensi program PKH untuk menopang perekonomian keluarganya. Rumah yang didiami juga mendapatkan bantuan bedah rumah sehingga menjadi lebih layak huni. Bangganya, meskipun dalam kondisi kekurangan, 2 anak Tuminah tidak putus sekolah.
“Tadi pagi kami menyampaikan bantuam untuk teman-teman penerima manfaat PKH. Sejumlah 200 lebih penerima manfaat PKH, setelah itu kami berkunjung ke beberapa rumah warga yang masih dikategorikan di dalam ekonomi miskin ekstrem,” ucap Novita Hardini disela kunjungannya, dilansir Prokopim Pemkab Trenggalek (3/5/2023).
Jadi kami memberikan bantuan, sambung perempuan anggun itu “untuk bisa dimanfaatkan mereka dan juga mengontrol apakah ada layanan yang sampai ke rumah masyarakat yang tadi sudah kita kunjungi. Alhamdulillahnya ada hasil positif juga, setelah mengunjungi beberapa rumah kami bisa memantau seperti layanan BPJS apakah mendapatkan layanan dengan baik. Terdaftar apa belum sebagai penerima manfaat bantuan dari pemerintah kabupaten, pusat atau provinsi,” tambahnya.
Selanjutnya pada hari itu juga dia berdiri di rumah yang 2019 lalu sempat didatanginya. “Saya jatuh cinta dengan 2 anak laki-laki yang sangat luar biasa. Yang kebetulan masih sekolah. Harapan saya tentu, meskipun warga ini tergolong warga yang miskin ekstrem namun tidak ada anak-anaknya yang putus sekolah. Kita harus jemput bola untuk bisa cek keadaan masyarakat,” tandasnya.
Dalam rangka penanganan masalah kemiskinan ekstrem sendiri, pemerintah daerah akan melakukan kerja keroyokan atau gotong royong dengan semua perangkat daerah yang ada. Harapannya dengan kerja keroyokan penanganan kemiskinan ekstrem ini bisa lebih masif lagi. (Red2/ed-wp). **