Scroll ke bawah untuk membaca
Example floating
Example floating
Literasi - WawasanSejarah

Kisah Mata Hari, Intel Wanita Berdarah Jawa Era Perang Dunia I yang Gemparkan Eropa

778
×

Kisah Mata Hari, Intel Wanita Berdarah Jawa Era Perang Dunia I yang Gemparkan Eropa

Sebarkan artikel ini

Menembus sasaran sebagai Penari bayaran

Warta Press, Narasi Sejarah – Inilah kisah nyata mendebarkan tentang seorang penari cantik nan sensual, yang ternyata adalah seorang mata-mata perempuan legendaris, yang amat populer di dunia intelijen Barat pada zamannya. Nama populernya Mata Hari. Perempuan berdarah campuran Yahudi, Belanda dan Jawa. Yang pernah tinggal di Malang Jawa Timur.

(Ia naik daun sebagai penari profesional bersamaan dengan zaman perang yang sedang berkobar di Eropa, antara Jerman dan sekutunya vs koalisi Prancis, Britania Raya (Inggris) dan Rusia. Inilah salah konflik terbrutal dalam sejarah dunia, yang memakan korban puluhan juta manusia dari kalangan militer maupun sipil).

Redaktur Sejarah WartaPress.Com kali ini akan mengulas sosok misterius tapi nyata ini, berdasarkan buku yang ditulis oleh Thomas Coulson, diterbitkan oleh The Cornwall Press, Inc. Cornwall, N.Y, versi Indonesia diterbitkan oleh Dastan Books (2015), dengan judul: Mata Hari: Kisah Nyata Perempuan Jawa yang menjadi mata-mata legendaris Jerman & penari erotis paling populer di Paris. Gaya kepenulisan buku ini menarik dan mengalir seperti novel.

#Siapa Mata Hari?
Anak perempuan itu lahir di sebuah kota kecil Leeuwarden, Belanda, dengan nama lengkap Margaretha Geertruida Zelle, pada tanggal 7 Agustus 1876 (sesuai dokumen akte kelahirannya). Ia mendapat nama baptis Margaret Gertrude. Ayahnya, Adam Zelle, pengusaha keturunan Yahudi yang menikah dengan wanita cantik berdarah campuran Belanda – Jawa, Antje van der Meulen.

Masa remajanya dihabiskan di Belanda, dan mendapatkan pendidikan yang baik serta masa kecil yang bahagia, sesuai dengan martabat keluarga Van der Meulen yang terhormat.

Pada usia 18 tahun, Margaret pergi ke Den Haag, ibukota Belanda. Di kota yang ramai itu pesona khas gadis berdarah campuran yang eksotis dan sensual mulai menarik perhatian para pemuda dan orang dewasa, termasuk Kapten Campbell MacLeod yang meski sudah tidak muda lagi, tapi rupanya memikat hati si gadis.

Margaret pun menikah pertama kalinya dengan perwira pasukan kolonial Belanda itu. Mereka lalu pindah ke Amsterdam, kota yang lebih modern. Di kota ini putra mereka lahir, tapi sayangnya tak berumur panjang.

Pada suatu hari, terjadilah momen yang paling mempengaruhi visi hidup Margaret. Suaminya yang perwira mendapat kehormatan untuk hadir dalam acara istimewa di istana, di mana para istri diperkenalkan di hadapan para bangsawan kerajaan yang megah.

Semangat Margaret pun menggelora: muncul hasrat besar tentang kemewahan hidup, kuasa para bangsawan dan wibawa jabatan. Sementara ia menyadari dirinya tak lebih dari ibu rumah tangga, dan sang suami hanyalah salah satu prajurit berpangkat yang tunduk pada garis komando para penguasa istana. Betapa kekuasaan itu menggoda. Tapi Margaret membatasi rasa itu, sebatas gagasan yang dipendam.

Tak lama, biduk rumah tangga yang belum lama itu kelihatan rapuhnya. Kapten MacLeod yang merasa punya pangkat memperlakukan Margaret tak lebih dari Ibu Rumah Tangga yang hanya bertugas di “dapur, sumur dan kasur”. Seringkali pria itu keluar rumah menemui gadis-gadis lain yang lebih segar. Kebiasaan foya-foya ini lama kelamaan membuatnya bangkrut, sementara godaan darahmuda terus menggerogoti hasratnya yang tua-tua keladi, makin tua makin jadi.

Begitulah, cinta yang bermotifkan nafsu semata. Si Kapten yang menyadari bahwa istrinya yang masih muda ranum tapi sarinya sudah dia sesap lebih banyak, timbul ide untuk memanfaatkannya demi menutupi krisis yang lagi dihadapinya: warna kulit dan mata oriental nyonya MacLeod selalu mengundang lirikan nakal pria-pria di jalan.

Anehnya, Margaret tidak menolak gagasan edan tersebut. Ada seorang bandot tua kaya yang terjebak menggodanya, dan sialnya baginya ketika menjadi objek pemerasan, terpaksa membayar uang damai ribuan guilder pada pasangan sinting tersebut. Margaret muda telah selangkah masuk di kebiasaan tak lazim masyarakat. Modal penting bagi mentalnya di masa yang akan datang.

#Tinggal di Jawa
Datanglah saat dimana Kapten dipanggil tugas memimpin batalion pasukan cadangan kolonial di tanah Jawa. Mereka sudah punya anak lagi sebelum berangkat. Setelah berlayar jauh, mereka tiba di Jawa Timur, kabarnya tanah asal neneknya dari garis ibu. Disebutkan dalam beberapa dokumen sejarah, pasangan ini sempat tinggal lama di daerah Tumpang (Malang timur). Margaret banyak belajar seni tradisi lokal di sini. Di daerah Malang bagian timur ini memang dikenal salah satu basis berkembangnya seni budaya seperti seni tari, tembang hingga jaran kepang.

Di negeri yang mempesona akan alam dan gadis-gadisnya yang lebih eksotis, dengan kuasa komando di tangan, tuan MacLeod  semakin berubah sikap pada istrinya. Keluarga ini sering cekcok. Komandan seringkali main tangan. Dan Margaret bersurat ke ayahnya, ingin mengajukan cerai.

#Merantau ke Paris jadi Penari
Ketika masa dinas MacLeod berakhir mereka kembali ke Belanda. Hubungan mereka sudah benar-benar retak. Kapten telah berani membawa kekasih barunya ke rumah, dan Margaret minggat ke jalan membawa serta anaknya hanya dengan pakaian di badan dan uang hanya 3,5 florin. Ia sudah mantap mengajukan gugatan cerai di peradilan Belanda yang terkenal disiplin.

Baca Juga:  Neuroplastisitas dan Pembelajaran: Bagaimana Otak Beradaptasi Terhadap Pengalaman Belajar

Gagal berumah tangga Margaret pulang kampung ke Den Haag, namun ayahnya yang amat menjaga martabat keluarga tidak menerimanya dengan baik. Dengan tekad baja, bersama impian lama yang terpendam tentang indahnya harta dan kuasa, Margaret merantau ke Paris.

Sebagai janda merdeka berusia 27 tahun dengan pesona gadis berdarah campuran, ia akan memulai debutnya sebagai wanita penghibur: dari model semi bugil lalu meningkat jadi penari profesional. Di Prancis yang glamour. (Pengadilan Belanda rupanya menolak gugatan cerai Margaret).

Tahun 1903, Margaret sudah mulai jadi penari. Wawasannya tentang dunia seni tari tradisional semasa tinggal di Jawa menjadi bahan kombinasi untuk mentas di Eropa yang akrab dengan tari striptis, tapi umumnya pria juga terpesona dengan eksotisme seni gerak bangsa Timur, membuatnya tampil beda. Ia jadi amat terkenal di kalangan penikmat hiburan. Tarian dan busananya yang khas, sensual, menggoda, berpadu dengan mata orientalnya, yang membuat pria pada mabuk kepayang.

#Mata Hari meraih bintang
Margaret mulai dikenal sebagai selebriti dengan nama Mata Hari. Ia sering mentas di tempat-tempat berkelas seperti di Museum Guimet, apartemen privat dan kuil-kuil penting. Sehingga punya penggemar tidak hanya di kalangan militer, pengusaha dan pejabat negara, tapi juga di kalangan cerdik-pandai. Seorang dari kaum cendekiawan menggambarkan pertunjukan penari ini:

“Lekuk tubuh coklatnya dan getarannya, mengesankan. Saat menari, ibarat dewi yang punya pancaran pesona gaib. Menimbulkan kesan, metamorfosis seekor ular dalam wujud perempuan.” Seorang fansnya menambahkan: sorot matanya indah, misterius, melankolis tapi menusuk dan, mengerikan.

Metamorfosa pun terjadi. Ibumuda Margaret yang ayu dan lembut menjelma menjadi Mata Hari yang gemulai, sensual, misterius, tangguh, tenar dan kaya. Pergaulannya sudah dengan para bintang dan pemilik mahkota. Ia bangga setiap berhasil menaklukkan hati pria-pria tangguh.

#Menjadi intelijen
Datanglah masa perang paling barbar dalam sejarah. Umumnya pemuda direkrut menjadi angkatan perang negaranya masing-masing. Saat wanita ini sudah terbawa euforia kejayaan artis yang mapan. Ketenaran dan harta sudah diraihnya di Paris. Dia ingin mendapatkan tantangan baru, di Berlin. Ternyata hatinya tertambat di negeri yang sedang dilanda semangat perang itu. Kemajuan Jerman di bidang teknologi perang mencengangkan.

Setelah cukup lama tampil menari di tempat barunya, mendapat banyak penggemar kaum borjuasi dan elit militer Jerman, namanya melambung dalam publikasi media, ia lalu mendapatkan tawaran pekerjaan “sampingan” yang “tertutup” tidak boleh diakui. Mata Hari tertarik, dan ternyata sesuai dengan bakat, profesi, semangat dan takdirnya.

Wanita yang disebut penari merah ini siap merambah dunia yang paling remang, senyap dengan jaminan keamanan yang samar pada masa itu. Mata Hari menerima tugas rahasia menjadi mata-mata militer Jerman dan dibekali pendidikan singkat ilmu spionase. Mata Hari Spy tetap menjadi penari.

Cara kerjanya adalah menggoda, mendekati elit militer musuh dengan pesonanya, menaklukkan hati mereka, lalu menggali informasi rahasia sebanyak mungkin untuk dikirim ke pihak Jerman melalui utusan berantai yang terlatih. Reputasinya sebagai seleb elit sangat mendukung pekerjaan barunya yang senyap. Pekerjaan yang membuatnya kelak di suatu hari yang kelam, menghadapi maut dengan cara yang tak biasa. Tapi ia tak pernah menyesal atas pilihan hidup maupun dampaknya.

Dalam perjalanannya menjadi spionase, Mata Hari telah menimbulkan banyak korban jiwa. Jurnalis asal Belanda yang tidak begitu minat pada perang direkrut jadi agen atas rekomendasi Mata Hari, tewas dalam pekerjaannya. Korban lainnya, perwira Russian Guard, Michaelovitch.

Seorang elit pasukan Prancis yang cerdas, yang saat mengunjungi Jerman dalam misi rahasia, menjadi korban keganasan pesona Mata Hari. Kala malam dalam rangkulan sang penari, perwira yang tersihir pesonanya itu membocorkan rahasia negaranya, yang langsung disadap oleh alat yang telah ditanam bos Mata Hari. Intel malang itu kemudian menjadi gila dalam penjara. Masih banyak lagi dan lagi. Prancis mengklaim dampak dari pekerjaan barbar Mata Hari telah memakan puluhan ribu korban.

Sejumlah pesta perjamuan untuk tamu luar negri sering diadakan Mata Hari, sementara operasi senyap berlangsung. Satu sisi ia menikmati permainan barunya yang tetap berbungkus status penari. Tetapi ada konsekwensi membayangi: agen yang ceroboh akan mendapat hukuman berat, atau dikirim ke negara musuh lalu identitasnya dibocorkan sehingga menjadi mangsa empuk yang tak kembali lagi. Tapi wanita ular kita ini tidak akan sebodoh itu.

Badan intelijen Jerman mensponsori gaya hidup mewahnya, menjadikannya sebagai selebriti papan atas yang disukai para bintang militer di berbagai belahan Eropa. Mata Hari menjadi penari keliling berbayar mahal dan penari acara-acara privat VVIP yang menggoda para bangsawan, pangeran, penyelundup senjata kaya, pilot tempur, dan komandan-komandan militer pro maupun anti Jerman.

Reputasinya sebagai penari liar yang konsisten membuat Mata Hari tidak dicurigai, bahkan semakin mudah masuk dalam lingkaran kekuasaan inti musuh. Tak ada yang curiga dengan agenda rahasianya yang mengandung bara api. Ia meraup untung dari dua sisi sekaligus. Atas biaya Jerman, ia sedot harta pria-pria elit Perancis, Rusia maupun Inggris yang haus seks. Berlin mendapatkan bocoran informasi perang yang berharga dari para elit jalang yang lagi birahi itu. Tetapi ini baru permulaan.

Baca Juga:  Busana atasan Nusantara masa Hindu - Buddha

Aliran uang dalam jumlah besar (dari Dinas Rahasia Jerman) ke Mata Hari sebetulnya sudah dicurigai Departemen Intelijen Inggris, yang lalu diungkapkan ke badan intel militer Prancis. Namun dengan gaya khas selebritinya Mata Hari menantang siapapun yang mencurigainya, bahwa artis tenar seperti dirinya berhak kaya dan semua apa yang dimilikinya adalah dari hasil keringatnya sebagai penari Eropa termahal. Dia mengaku tidak ambil pusing pada perang dunia. Yang dipedulikannya hanya pesta, ranjang dan uang.

“Aku memang menerima 30 ribu mark dari temanku, kepala departemen spionase (Jerman), tapi itu bukan gaji mata-mata. Itu tarif pelayananku, aku wanita simpanannya,” kata Mata Hari lantang. Koarnya, jumlah segitu masih lebih kecil dibanding para mantannya yang lain.

Maka dengan itu Mata Hari leluasa ke London, Spanyol dan Paris, sebagai warga asing yang netral yang dilindungi hukum internasional. Inggris yang sudah lama curiga, tetap tidak mampu membuktikan bahwa ia merupakan agen Jerman yang berbahaya bagi poros Prancis. Hanya karena canggihnya sistem intelijen Jerman, dan jenis pekerjaan formal penari lah yang membuat pekerjaan rahasia Mata Hari aman dan lancar.

Di Kota Paris ia menjalin hubungan mesra dengan para pejabat tinggi seperti Kepala Menteri Luar Negeri dan seorang Jenderal yang punya jabatan penting di Menteri Urusan Perang. Pria-pria perkasa tapi lemah iman dan gila birahi ini, bersama para penjilat di sekelilingnya, mempermudah Mata Hari melaksanakan tugas spionasenya. Ia bahkan bisa mengirim pesan berkode ke Jerman melalui agen jalur Belanda, dengan kertas nota berkop Deplu Prancis. Isinya bisa saja mengandung sandi tentang masalah strategi taktik perang, desain pengembangan senjata, pergerakan kapal, peta basis, lokasi senjata, lokasi terjun payung dan lain sebagainya, apapun, yang dampaknya bisa mendatangkan kehancuran skala besar.

Dunia Matahari yang remang dan perilakunya yang kian bejat justru melindungi statusnya sebagai mata-mata dengan baik. Apalagi Mata Hari senang publisitas. Meski demikian, mata-mata Inggris selalu mengawasinya selama ia di Paris. Korespondensi pribadi antara Mata Hari dengan putrinya di Belanda melalui Kedutaan Belanda di Paris, berhasil disalin intel Inggris, dan ternyata terselip kode-kode intelijen yang ditujukan pada agen Jerman yang bertugas di Belanda. Maka Inggrispun menelusuri jaringan alur informasi Mata Hari di Belanda.

Waktu terus berlalu. Gerak gerik Mata Hari sudah dalam pantauan bersama agen Inggris dan Second Bureau (SB, Badan Inteljen Militer Prancis). Menyadari itu, Mata Hari mempersiapkan diri untuk ke Belanda dalam perjalanan normal. Setelah melewati pemeriksaan ketat di perbatasan ia akhirnya tiba juga di Belanda. Tapi dunia bawah tanah banyak yang sudah paham pekerjaan Mata Hari sebagai agen Jerman.

#Menjadi Agen Ganda
Ibarat pepatah terlanjur basah mandi aja sekalian, sang penari masuk lebih dalam ke dunia kelabu tersebut. Tak berselang lama, wanita penari ini kembali lagi ke Paris, dan mendatangi markas intelijen tentara Prancis (Second Bureau/SB). Mata Hari mempertegas status dirinya sebagai agen Jerman, tetapi sedang urgent butuh uang dalam jumlah besar, yang menurutnya tidak dipenuhi oleh Jerman, sehingga mengajukan diri untuk bekerjasama dengan Prancis. Dia punya satu informasi yang sangat mahal.

Perubahan sikap wanita penari dan rencana pengkhiatannya pada Jerman tidak membuat SB percaya dengan mudah. Tapi sikap para komandan berubah ketika Mata Hari membocorkan sebuah informasi tentang tempat berlabuhnya kapal-kapal selam Jerman yang mengangkut kargo senjata untuk menyokong pemberontakan bangsa Moor, terhadap koloni Prancis.

Mata Hari mengaku mendapatkan informasi A1 tersebut dari para pejabat tinggi militer Jerman yang tidur dengannya dulu. Terbukti, informasi Mata Hari tentang kapal selam itu valid. Ia diberitahu SB, suatu malam ada 2 kapal selam kargo musuh telah ditenggelamkan tepat di lokasi yang diinfokan Mata Hari.

Mata Hari pun membelot menjadi agen Prancis! Prancis yang selama ini jadi korban kegiatan spionasenya, kini menghargai integritasnya. Ia lolos ujian, lalu diberi fasilitas, uang melimpah dan tugas rahasia, yang membuatnya bisa mengakses dokumen inti militer SB, termasuk data “12 orang mata-mata” aset berharga SB di Belgia yang paling diincar Jerman.

Saat Mata Hari menuju London sebagai mata-mata Prancis, ia mengirim surat rahasia tentang “dokumen militer Prancis yang berhasil dibobol” ke Jerman via kontak Belanda. Rupanya, wanita penari ini, atas sokongan intelijen Jerman yang handal, telah berhasil menipu SB Prancis yang hebat, dengan menumbalkan 2 kapal kargo di pelabuhan Mehediya perairan Maroko, tak lain adalah info yang bersumber dari militer negara pemilik kapal itu sendiri. Jerman.

Baca Juga:  Pelurusan Sejarah YPPTI Sunan Giri Lamongan

Raih kepercayaan musuh dengan jual 1 informasi valid yang merugikan, tapi dapatkan banyak informasi yang jauh lebih menguntungkan. Pancing ikan tuna dengan kakap. Prancis telah termakan umpan segar Mata Hari. Di London ia merekam informasi seputar efek serangan udara Jerman, dan bagaimana langkah Inggris mengatasinya. Data yang sangat penting bagi Jerman akan dia bawa langsung ke Amsterdam.

Sebelum London sadar, Mata Hari telah naik kapal berlayar menuju Belanda. Di tengah laut lepas ia diberitahu awak kapal bahwa mereka sedang menuju Spanyol, bukan Belanda. Tentara Inggris ternyata tidak bodoh dengan membiarkan intaiannya melenggang ke kapal jurusan Belanda. Mereka telah merekayasa tiket Mata Hari.

Dan apakah intelijen Prancis sekonyol yang dibayangkannya? Ternyata tidak juga.

Ketika Mata Hari kembali ke Paris, mengajukan diri sebagai pembelot dengan alasan butuh uang banyak, SB telah melacak deposit bank dan aset Mata Hari dan ternyata memiliki uang dalam jumlah besar. Alasan finasial ini mencurigakan.

Terkait bocoran kapal selam Jerman yang memasok senjata bagi pemberontak anti Prancis, adalah data intelijen yang paling tertutup, jangankan Mata Hari, bahkan pemimpin operasi akan menerima surat perintah bersegel. Militer akan menjaga kerahasiaannya melebihi menjaga nyawanya. SB tampaknya paham teori Jerman yang ‘pancing tuna dengan korban kakap’. Maka SB “memakan” umpan itu dan menggantikannya dengan teri.

Sehingga, SB sengaja “membocorkan” banyak dokumen ke Mata Hari, seperti daftar nama 12 agennya yang paling diincar Jerman. Ternyata hanya 1 orang agen yang berhasil ditangkap oleh kontra-spionase Jerman, karna memang yang 11 orang sengaja dicatat dengan identitas palsu. Hanya 1 agen yang dicatat dengan identitas asli, agen yang berperilaku buruk, “sengaja” dilepas ke musuh agar dilenyapkan.

SB tampaknya sedang meladeni permainan Jerman melalui boneka yang cantiknya mulai memudar ini. Alur baru permainan ini luput dari perhatian Mata Hari yang menganggap SB akan terus percaya pada loyalitas palsunya untuk Perancis. Secara fisik Matahari sudah tidak seindah dulu, kecuali pada gairah, nama besar, pesona mata dan kualitas tariannya. Maka kaum lama masih mengidolakannya.

Tiba di Spanyol ia bergaul intim dengan elit kedutaan Jerman (yang memintanya kembali ke Prancis dalam rangka tugas baru) dan juga intim dengan elit kedutaan Prancis (yang mengurus visa Prancisnya sebagai aset SB).  Mata Hari sudah tidak bisa melepaskan diri dari tugas spionase yang rumit ini. Meski begitu, nalurinya mulai awas. Ditimbang-timbangnya, ke Prancis akan lebih aman jika memahami tingkat kepercayaan Jerman padanya berkurang. Setelah data 12 agen Prancis di Belgia dan daftar rute pesawat tempur Prancis yang dinyatakan tidak akurat.

#Akhir petualangan Mata Hari
Tiba di Prancis lagi Mata Hari menenangkan pikirannya. Memikirkan kisah hidupnya dan bagaimana masa depannya nanti di antara keruwetan internasionalnya ini. Segalanya telah ia raih dan kini ingin hidup tenang sebagai wanita karir yang sukses.

Sementara itu, Menara Eiffel yang semakin canggih berhasil menyadap isi telegram terbaru yang terdiri dari rangkaian kode acak, yang berhasil diurai oleh ahli pemecah sandi SB. Isinya mengungkapkan, atase Angkatan Laut Jerman di Madrid meminta markas Amsterdam mengirimkan uang 15.000 mark untuk mendukung biaya operasi H21 di Paris. Beberapa waktu kemudian Matahari mengonfirmasi uang yang dikirim di jalur resmi itu, dengan klaim sumber dana dari kekasihnya, uang bayarannya sebagi wanita penghibur.

Itulah bukti pertama yang dijadikan dasar bagi polisi Prancis untuk menangkap Mata Hari. Ternyata, H21 adalah nama sandinya Mata Hari. Aparat lalu menahannya. Tamatlah kisah Mata Hari sebagai penari merah. Yang ada kini adalah sang mata-mata H21, yang digiring ke sel nomor 12 di Penjara SaintLazare, sambil menunggu peradilan militer. Dari beberapa simpatisan Jerman muncul seruan yang mengelu-elukannya sebagai pahlawan. Banyak fansnya yang kaget tak percaya.

Pengacara Mata Hari, Maitre Clunet tak mampu menahan tangisnya ketika hakim membacakan keputusan hukuman mati bagi Mata Hari. Sementara sang penari, yang sadar nyawanya akan segera melayang, bersikap amat tenang, diam, lalu seuntai senyum misterius dari bibir sensualnya.

Mata Hari dibangunkan pagi-pagi, saat dia masih tidur lelap, agar bersiap menghadapi regu tembak. Ketika berjalan menuju titik eksekusi di bawah pohon, biarawati yang mendampinginya gemetar melihat banyaknya pasukan demi mengeksekusi seorang wanita.

“Ayo, Suster, pegang tanganku erat-erat,” kata Mata Hari ingin menenangkan suster yang setia mendampinginya selama di penjara.

Mata Hari tiba di bawah pohon masih dalam tuntunan biarawati yang memegang erat tangannya dengan gugup.

“Sekarang sudah berakhir, kau bisa melepaskanku,” kalimat terakhir Mata Hari pada suster pendampingnya.

Sesaat kemudian, setelah menolak kain penutup mata, hening mencekam, terdengar perintah tembak, menyusul suara letusan senjata. Tim dokter memastikan kematiannya.

Pagi itu di ujung kota yang lengang, seorang wanita terbaring di bawah langit, dengan senyum misterius. Dialah, Mata Hari.

*tamat*

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *