Warta Press, Internasional – Negara yang dipimpin Kim Jong Un terus bermanuver di tengah masih panasnya eskalasi politik dunia sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu. Provokasi tersebut langsung mendapat respon negara adidaya, Amerika Serikat.
Dikutip dari laporan Hyung- Jin Kim, Seoul, Korea Selatan (AP), Korea Utara mengatakan pada Minggu bahwa uji coba rudal balistik antarbenua terbaru dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kapasitas serangan nuklirnya yang “fatal” dan mengancam langkah-langkah tambahan yang kuat atas latihan militer yang akan datang antara Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Masih menurut lansiran The Associated Press (AP), Amerika Serikat telah menanggapi dengan menerbangkan pembom supersonik jarak jauh dalam unjuk kekuatan Minggu malam (19/02) untuk latihan bersama terpisah dengan pesawat tempur Korea Selatan dan Jepang. Sebagaimana diketahui, dua negara tersebut merupakan sekutu militer Amerika Serikat yang konsisten membendung provokasi Korea Utara.
Uji ICBM hari Sabtu, uji coba rudal pertama Korea Utara sejak 1 Januari, menandakan pemimpinnya Kim Jong Un menggunakan latihan saingannya sebagai kesempatan untuk memperluas persenjataan nuklir negaranya untuk mendapatkan keuntungan dalam urusan masa depan dengan Amerika Serikat. Seorang ahli mengatakan Korea Utara mungkin berusaha mengadakan latihan operasional reguler yang melibatkan ICBM-nya.
“Saat ini, kita tahu bahwa setiap tindakan yang diambil oleh AS dan Korea Selatan – betapapun dibenarkan dari sudut pandang pertahanan dan pencegahan terhadap perilaku sembrono (Korea Utara) – akan ditafsirkan dan diprotes sebagai tindakan permusuhan oleh Korea Utara,” kata Soo Kim, seorang analis keamanan di RAND Corporation yang berbasis di California, sebagaimana dikutip dari APnews. “Akan selalu ada makanan untuk provokasi senjata (Kim Jong Un).” lanjutnya.
“Dengan membawa senjata nuklir dan telah menguasai seni pemaksaan dan intimidasi, Kim tidak membutuhkan ‘pertahanan diri.’ Tapi mengadu domba AS dan Korea Selatan sebagai agresor memungkinkan Kim untuk membenarkan pengembangan senjatanya,” kata Soo Kim.
Kantor Berita Pusat Korea resmi Korea Utara mengatakan peluncuran ICBM Hwasong-15 diselenggarakan “tiba-tiba” tanpa pemberitahuan sebelumnya atas perintah langsung Kim. Tampaknya penguasa Korut selalu bermanuver secara tiba-tiba dan tak bisa ditebak.
KCNA mengatakan peluncuran itu dirancang untuk memverifikasi keandalan senjata dan kesiapan tempur kekuatan nuklir negara itu. Rudal itu ditembakkan pada sudut tinggi dan mencapai ketinggian maksimum sekitar 5.770 kilometer (3.585 mil), terbang dengan jarak sekitar 990 kilometer (615 mil) selama 67 menit sebelum secara akurat mengenai area yang telah ditentukan sebelumnya di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. **