WP, Warta Pendidikan – Menutup akhir tahun 2023, Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) mengukuhkan 19 santri hafid dan hafidzah pada Munaqosah Ammah li Tahfidzil Quran. Kegiatan yang berlangsung di Masjid Thursina itu juga turut dikukuhkan seluruh santri SMP kelas 9 dan SMA kelas 12. . Semuanya resmi di Munaqosah dalam gelaran Munaqosah Ammah li Tahfidzil Quran, Kamis (21/12).
Diantaranya Aldi Damarjati Aditya, Ananta Akbar Pratama, Dzar Alghiffary, Ezar Firjatullah Sujatman, Muhammad Daffa Athahillah, Muhammad Nabil Alfansyah Putra, Muhammad Raafi Ananda, Muhammad Thoriqul Jihad Al Musyaffa, Imam Azmi Al Mahfuzh, Muhammad Zaki Baharudin, Ziyada Ulya, Khansa Ariena Nasution, Anna Tasya Aprilia Santoso, Naira Assyanoor Fairus, Azka Tsabitah Nurdin, Ghania Fazila Hadi, Nabila Zhafira, Amalia Putri Zaman, mereka dalah santri kelas 12. Sedangkan satu orang santri kelas 9 yaitu Ammara Helmi Bathhef dari kelas 9 putri.
Dalam gelaran tahunan tersebut juga hadir tamu dari Al Azhar, Mesir yaitu Syeikh Muhammad Salim Amr, Mab’uts. Didapuk sebagai keynote speaker, Ia menyampaikan pada seluruh santri untuk terus menyibukkan diri dengan Al Quran. Kesibukan yang berarti dan bermakna tak lain dan tak bukan kesibukan dengan Al Quran. “Al Quran yang dihafal dapat menjadi obat, menjadi pencegah dalam berbuat keburukan,” jelasnya dalam bahasa arab yang diterjemahkan oleh Ustadz. Hofid Eksan Rawi, Lc., M.H.
Ustadz Muhammad Rajab, M.Pd.I menyampaikan dalam sambutannya, sebelum mengikuti prosesi Munaqosah ini para santri mengikuti proses Daurah Tahfidzul Quran selama satu bulan. Kegiatan ini merupakan proses pemantapan santri dalam memperkuat dan mempertahankan hafalannya, selanjutnya mereka mengikuti ujian secara tertutup di hadapan para penguji. Pada Munaqosah ini santri mengikuti ujian secara terbuka di hadapan tamu undangan dan wali santri.
Dalam sambutannya, Chairman Thursina IIBS, Ustadz Muhammad Ali Wahydi, M. Pd menyampaikan, Thursina mencetak santri-santri penghafal Al Quran yang kelak berada di berbagai lini. Ia berharap alumni-alumni Thursina menjadi ahli quran meskipun dengan profesi yang berbeda beda. Dengan demikian, menjadikan penghafal Al Quran dapat masuk ke berbagai lini dan menjadi penerang bagi sekitarnya.
Sebagai salah satu capaian belajar di Thursina, santri diwajibkan menghafal Al-Quran minimal 3 juz. Setelah menempuh proses panjang selama tiga tahun, sebanyak 86% santri telah menghafal 3-10 juz, 10% santri telah menghafal 10-20 juz serta 3% santri telah menghafal sebanyak 30 juz. Pasca Munaqosah tahfidz ini para santri memiliki waktu 5-6 bulan sebelum kelulusannya untuk memperkuat dan memperdalam hafalannya.
Dalam gelaran tersebut juga disampaikan peserta Daurah terbaik dari jenjang SMP putra, Arkan Galih Emeraldy Suminar. Sedangkan peserta daurah terbaik dari SMA putra, Hanif Dwi Karunia Iswanto. Untuk Santri tahfidz terbaik jatuh pada ananda Muhammad Iqbal Maulana Syafrizal. Bagi santri putri, untuk SMP Putri diraih oleh Kirana Lakeisha Sarfaras. Sedangkan SMA Putri terbaik diraih oleh Adisty Nada Nisrina. Sedangkan peserta tahfidz terbaik jatuh pada Kanza Naulu Malika Arsy. (Rls/wp). **