WartaPress, Nabire Papua Tengah – Dialog sebagai salah satu solusi menyelesaikan konflik, dinilai mencerminkan ciri khas bangsa kita yang identik dengan musyawarah dan gotong royong dalam mencapai tujuan kolektif.
Natalis Tabuni, S.S., M.Si., tokoh masyarakat asal Papua Tengah memandang perlunya mengedepankan cara-cara dialogis dalam menghadapi konflik horizontal. Sebab dalam beberapa waktu terakhir, konflik antarsuku terjadi di Papua karena masalah yang seharusnya bisa diselesaikan melalui dialog.
“Kita harus merenung, seberapa seringnya kita menyaksikan korban luka atau bahkan nyawa menjadi taruhan dalam konflik. Sebagai anak bangsa yang berasal dari Papua, kita merasa prihatin dengan situasi seperti ini,” ujar Natalis Tabuni, yang pernah menjadi Bupati Intan Jaya, Papua Tengah ini, kepada WP, Senin (29/4).
Menurutnya, umumnya konflik muncul ketika adanya ketidaksepakatan atau pertentangan antara individu, kelompok, atau entitas yang memiliki kepentingan yang bertentangan. Secara luas, konflik dapat saja muncul akibat dari pengaruh dinamika kepentingan di era globalisasi yang kompleks seperti saat ini. Pertentangan antara kepentingan individu, kelompok, atau organisasi dalam konteks lingkungan tertentu, bisa memicu polemik di bawah.
Dijelaskan dalam beberapa kasus pertikaian horizontal, menyiratkan adanya pemicu, yang hendaknya harus langsung diredam dengan dialog, menghindari adanya provokasi dari pihak-pihak tertentu yang memiliki tujuan yang salah.
Namun, katanya lagi, harus dicari akar persoalan yang sebenarnya sering kali tidak kita disadari. Penyelesaian konflik harus jelas dan tuntas. Meskipun konflik sering dianggap berakhir dengan proses perdamaian, kenyataannya tidak selalu demikian. Di sejumlah wilayah, konflik antarsuku dapat terjadi berulang, dan sering kali diakhiri dengan acara bakar batu sebagai upacara perdamaian.
Natalis Tabuni yang juga Ketua DPW Partai NASDEM Papua Tengah ini, mengatakan, agar konflik dapat selesai dengan tuntas, tanpa adanya potensi untuk muncul kembali di masa depan, bahkan setelah perdamaian sementara tercapai, maka penting merawat budaya dialogis dengan memperkokoh rasa persaudaraan. Kemudian kerjasama dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas keamanan di Papua Tengah.
Pemerintah daerah terutama, harus memperkuat perannya sebagai komunikator utama dalam setiap penyelesaian konflik. “Merekatkan hubungan antarsuku akan berdampak positif pada ketahanan wilayah Papua Tengah, sehingga stabilitas keamanan dari ancaman eksternal maupun internal dapat terjamin,” tutupnya. (Rls/la/wp). **