Scroll ke bawah untuk membaca
Example floating
Example floating
NarasiSuara Pemuda

Penerapan Pembayaran Hybrid (Tunai & Cashless) pada Area Parkir

174
×

Penerapan Pembayaran Hybrid (Tunai & Cashless) pada Area Parkir

Sebarkan artikel ini

Oleh: Muhammad Al Fatih
(Mahasiswa STEI SEBI)

Sebelum kita masuk dalam pembahasan, kita harus mengenal lebih dalam lagi apa yang dimaksud dengan uang elektronik.

Jenis inovasi di bidang keuangan yang dikenal sebagai financial technology (Fintech) bertujuan untuk mengubah cara layanan keuangan dioperasikan dan mengubah cara intermediasi diatur. Salah satu manfaat fintech adalah meningkatkan efisiensi proses layanan keuangan. Salah satu contoh efisiensi ini adalah proses transaksi keuangan antara dua atau lebih entitas tanpa pertemuan langsung. Penggunaan waktu dan penyelesaian transaksi di sini menunjukkan efisiensi.

Fintech mulai mengurangi bisnis keuangan “tradisional” yang berbasis uang. Layanan transaksi non tunai yang biasa disebut cashless adalah hasil dari kemajuan Fintech dalam industri keuangan.

Dalam transaksi nontunai kita melakukan transaksi bukan menggunakan alat bayar berupa uang tunai atau cash melainkan kita menggunakan uang elektronik.

Uang elektronik adalah alat pembayaran non-fisik yang nilainya terdiri dari data digital. Uang elektronik secara sederhana adalah alat pembayaran elektronik dengan nilai yang disimpan dalam media elektronik.

Sebelum menggunakannya untuk transaksi, pengguna harus membayar kepada penerbit dan menyimpan uang dalam media elektronik. Nilai uang elektronik yang tersimpan dalam media elektronik akan berkurang sebesar nilai transaksi saat digunakan. Setelah menggunakannya, uang elektronik tersebut dapat ditambahkan kembali. Jenis media elektronik yang digunakan untuk menyimpan nilai uang elektronik adalah chip atau server.

Penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran yang inovatif dan praktis diharapkan dapat membantu pembayaran kegiatan ekonomi yang bersifat massal, cepat, dan mikro. Dengan demikian, peningkatan penggunaan uang elektronik ini dapat membantu transaksi pada jalan tol, pada jalur transportasi seperti kereta api dan angkutan umum lainnya, atau transaksi di minimarket, food court, atau tempat parkir.

Baca Juga:  Bangkit dari Bawah, Sam HC Sukses di Lapangan Bisnis dan Pemberdayaan

Dalam penggunaan uang elektronik tentu sangat berdampak baik bagi para penggunanya, berikut beberapa manfaat yang biasa dirasakan oleh para penggunanya seperti: Membuat transaksi pembayaran lebih mudah dan cepat tanpa membawa uang tunai, tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang seperti permen karena padagang tidak memiliki uang kembalian kecil, sangat membantu dan memudahkan dalam pembayaran atau transaksi yang nilainya kecil tetapi kita sering melakukannya atau massal seperti: pembayaran pada jalan tol, fast food, alat transportasi umum, pembayaran parkir, dan lain sebagainya.

Meski uang elektronik memiliki banyak manfaat atau keuntungan yang bias memudahkan kita, tetapi para pengguna juga harus berhati-hati saat menggunakannya, karena ada beberapa resiko dalam penggunaan uang elektronik ini seperti: uang elektronik juga bisa mengalami kehilangan layaknya pada uang tunai, yang disebabkan oleh pihak lain, yang dimana uang yang sudah hilang tersebut tidak bisa diklaim kembali kepada penerbit, Risikonya juga terletak pada ketidaktahuan pengguna tentang cara menggunakan uang elektronik. Misalnya, mereka mungkin tidak menyadari bahwa uang elektronik yang digunakan ditempelkan dua kali pada alat pembaca uang elektronik untuk transaksi yang sama, sehingga nilai pada uang elektronik tersebut akan berkurang dua kali lipat lebih besar dari nominal normalnya.
Salah satu cara penghasilan atau pemasukan suatu daerah adalah melalui biaya parkir. Ini adalah hasil dari upaya pemerintah daerah untuk menyediakan tempat parkir yang nyaman dan tertib bagi masyarakat. Selama ini, pembayaran retribusi parkir kurang efisien dan rentan terhadap kebocoran, ada beberapa petugas parkir yang tidak menyetorkan uang parkir secara akurat, sehingga mengurangi pendapatan daerah. Retribusi daerah sebagai bagian dari pendapatan asli suatu daerah harus dioptimalkan untuk meningkatkan pencapaian target pembangunan daerah. Jasa perparkiran memiliki prospek yang sangat menjanjikan untuk pemasukan retribusi daerah. Pengawasan dan manajemen parkir pasti akan meningkatkan pendapatan daerah dan mencegah pungutan parkir liar, premanisme, dan layanan parkir yang tidak tertib atau buruk.

Baca Juga:  50 Tahun KNPI: Ikhtiar Menyongsong Bonus Demografi

Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh pembocoran pendapatan dari biaya parkir, solusi yang sesuai dengan kemampuan masyarakat harus ditemukan. Selain itu, menerapkan sistem pembayaran parkir sepenuhnya cashless masih belum efektif karena banyak orang yang belum terbiasa dengan sistem pembayaran cashless, bahkan beberapa daerah masih belum berhasil dalam menerapkan sistem cashless dan kembali ke sistem tunai. Teknik pembayaran haybrid adalah solusi yang tepat untuk diterapkan karena dapat mendidik masyarakat tentang sistem pembayaran cashless, sekaligus Kami juga membuat sistem pembayaran secara tunai yang tentu dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Setelah itu, sistem ini tetap dapat digunakan tanpa perlu diubah, yang membuatnya lebih efektif dan efisien.

Untuk mengurangi kebocoran, pembayaran parkir dengan sistem berbasis cashless dapat digunakan. Teknologi cashless sudah banyak digunakan pada kebanyakan pembayaran-pembayaran lainnya, tetapi pada sektor parkir masih kurang siap untuk digunakan. Karena belum semua masyarakat menggunakan metode pembayaran cashless ini. Sementara penggunaan HP di lapangan juga kurang efisien, proses pembayaran biaya parkir memerlukan kecepatan agar tidak terjadi kemacetan. Pengguna harus melakukan scan, mengetikkan nilai uang, dan memasukkan password transaksi dalam waktu yang sangat singkat. Meskipun kecepatan seseorang tidak dapat diprediksi, kendala teknis juga menjadi salahsatu faktornya, seperti jaringan yang lambat, saldo yang tidak mencukupi, dan mungkin HP pengguna yang masih mengalami lag atau kurang responsif dapat menyebabkan kemacetan.

Baca Juga:  KNPI Buka Suara Terkait Keterlambatan Pencairan Dana Kampung di Boven Digoel TA 2022-2023

Dibutuhkan sistem yang tepat untuk pembayaran retribusi parkir. Ini akan memungkinkan pengguna yang sudah terbiasa membayar parkir secara cashless sekaligus memungkinkan orang-orang untuk membayar tunai menggunakan instrumen pembayaran yang sama. Diharapkan akan memudahkan pembayaran bagi pengguna dan mencegah kebocorannya pendapatan daerah. Untuk menghindari kemacetan jalan raya, sistem harus handal dan memiliki kecepatan transaksi yang lebih cepat atau paling tidak sama dengan metode pembayaran sebeumnya atau tunai.

Ada metode pembayaran cashless yang lebih simple dan sederhana penggunaannya selain menggunakan aplikasi pada smartphone, Kartu uang elektronik contohnya, Jenis alat pembayaran non tunai yang satu ini semakin populer penggunaannya dalam beberapa tahun terakhir, karena penggunaannya yang sangat mudah dan simple. Uang elektronik bisa berupa kartu yang dapat digunakan untuk pembayaran atas dasar nilai uang atau dana yang sudah disetorkan terlebih dahulu. Jenis kartu ini selain bias dugunakan untuk membayar e-parking juga bisa digunakan untuk membayar e-toll dan pembayaran alat transportasi umum, seperti yang ada di daerah ibu kota DKI Jakarta yaitu: bus Trans Jakarta, KRL, MRT, LRT, Jaklinko. (*).

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *