WP, Deiyai – Injil masuk ke wilayah Pedalaman Papua dibawa oleh dua misionaris yaitu Walter M Post dan Russell Deibler utusan Organisasi Christian and Missionary Alliance (C&MA). Kedua Kawakan penginjil ini sebelumnya berangkat dari Makassar pada akhir tahun 1938. Kemudian masuk melalui muara Kali Uta dan menginjakkan kakinya di Enarotali (sekarang Kabupaten Paniai) pada tanggal 13 Januari 1939. Di saat itu juga Enarotali dijadikan pusat pelayanan penginjilan. Pada Tahun 1948, kedua misionaris ini membuka sekolah Alkitab di Enarotali untuk mengkaderkan misionaris lokal. Angkatan pertama diantaranya Bernadus Pigome, Zeth Yeimo, Matius Tebay, Tomas Adii dan Elisa Gobay yang ditamatkan pada Tahun 1952. Mereka kemudian disebar ke daerah sekitar Enarotali sampai di Lembah Baliem.
Saat ini daerah wilayah Pedalaman Papua yang dikenal dengan nama sebutan Wilayah Adat Mepago dan Lapago. Yang baru saja dimekarkan pada tahun 2022 menjadi dua provinsi baru. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Tengah (Meepago) dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Pegunungan (Lapago). Bersamaan dengan hari bersejarah penginjilan ini 13 Januari 2024, salah satu Tokoh Masyarakat Suku Mee (Deiyai) yang juga selaku Ketua Tim Inisiator pemekaran Kabupaten Deiyai, Mesak Pakage, Amd., SE, mengingatkan untuk menjadi refleksi masyarakat Meepago khususnya Kabupaten Deiyai.
“Pada 85 tahun yang lalu Misionaris telah membawa Kebenaran di Pedalaman Papua. Kebenaran dalam arti Ketuhanan menjadi sangat penting untuk kita yakini. Bahwa segala sesuatu harus kita berlandaskan kepada TUHAN kita sebagai pedoman hidup manusia. Oleh sebab itu saya mengajak kita semua untuk membangun Kabupaten Deiyai yang kita Cintai bersama mewujudkan Deiyai Baru untuk menciptakan kehidupan masyarakat Kabupaten Deiyai yang Mandiri, Bermartabat, Makmur, Damai dan Sejahtera Lahir dan Batin yang dilandasi dengan Nilai-nilai Keagamaan, Adat dan Budaya.” Tuturnya. (Smn/aak/wp). **