Oleh: George da Silva (Calon Doktor Konsentrasi Sosial Politik Universitas Muhammadiyah Malang)
Pemilihan Umum Legislatif/Presiden dan Wakil Presiden hanya tinggal menghitung hari atau jam. Kampanye penutupan Sabtu (10/2/2024) telah berakhir, masing-masing Paslon menunjuk kekuatan (show force) kepada lawan politiknya. Paslon Nomor 01 di Jakarta Internasional Stadium (JIS), Paslon Nomor 02 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, dan Paslon Nomor 03 di Semarang Jawa Tengah. Sebelumnya masing-masing Paslon/tim maraton berkampanye ke daerah-daerah, selama 75 hari.
Masing-masing Paslon meyakinkan kepada simpatik/pendukungnya akan menang dalam satu putaran di atas 51 persen. Hasil survei berbagai lembaga menyatakan Paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul, Paslon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pada urutan kedua, dan Paslon Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada urutan ketiga. Tetapi terkadang Ganjar-Mahfud unggul, terkadang Anies-Muhaimin unggul. Hasil survei ini, sebagai petunjuk/pedoman bagi Paslon/tim untuk menutup kekurangan dan mempertahan keunggulannya pada hari terakhir.
David Eston politik adalah alokasi nilai-nilai secara otiriter berdasarkan kewenangan dan tidak mengikat suatu masyarakat. Pendapat Harold Lasswell politik adalah who gets, what gets, when gets, how gets (siapa memperoleh apa, kapan dan bagaimana).
Politik sebagai pemikiran spekulatif tentang bentuk dan tata cara pengaturan masyarakat, menunjukan kegiatan dalam masyarakat untuk hidup kebersamaan, senasib, serumpun, seetnis, bahkan seagama. Sedangkan teori Thomas Hobbes bila tidak ada negara, maka manusia akan punah. Negara didirikan untuk menjamin eksistensi manusia. Artinya negara melindungi kebebasan/hak asasi manusia dan kehidupannya sehari-hari. Setelah terciptanya negara, maka penguasa politik mempunyai kekuasaan mutlak. Kewenangan itu, agar manusia dapat hidup tenteram, teratur, dan damai.
Politik dan hukum saling melengkapi/mengisi. Politik dan hukum terjalin dalam hubungan saling ketergantungan. Politik tanpa hukum akan menimbulkan kesewenang-wenangan, dan hukum tanpa politik akan terjadi lumpuh tak berdaya. Politik demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan terletak pada kedaulatan rakyat secara menyeluruh dijalankan secara langsung oleh rakyat atau pejabat yang dipilih oleh rakyat. Presiden/Wakil Presiden/Anggota DPR/DPD/DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota akan dipilih pada tanggal 14 Februari 2024 untuk memimpin selama lima tahun ke depan. Peran Parpol sebagai tempat rekrutmen sekaligus menyiapkan calon-calon anggota legislatif, meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilu. Semakin tinggi angka partisipasi masyarakat dalam Pemilu, berarti semakin tingkat kesadaran dalam menggunakan haknya.
Efek Jokowi
Presiden Joko Widodo, sangat berperan dalam memainkan politik praktis, mampu mengubah panggung politik nasional sampai ke daerah-daerah. Prestasi Jokowi dalam mengelola negara selama hampir Sembilan tahun lebih, mengobrak-abrik komposisi semua kekuatan Parpol dan ada menaikan elektabilitas Parpol/Paslon, bahkan ada terperosot ke jurangan kehancuran.
Berpindah haluan Jokowi dalam menentukan arah politik tidak bersama PDI-P, maka PDI-P yang paling terimbas. Sedangkan menguntungkan Parpol pengusung/pendukung Paslon Nomor 02 dan bisa merugikan Paslon Nomor 01 serta Paslon Nomor 03. Semakin bekerja ekstra untuk meraih kemenangan di kursi legislatif dan memenangkan peseteruan yang melelahkan dalam Pileg/Pilpres. Jokowi, dari hari ke hari menjelang tanggal pemilihan, memainkan peranan dengan mengeluarkan berbagai jurusan untuk kepentingan kelangsungan programnya, dan mempertahankan kekuasaan. Secara jelas dan nyata mendukung kepada Prabowo-Gibran. Semua rakyat tahu, bahwa putranya Gibran sebagai calon wakil presiden. Tidak bisa dipungkiri, baik secara langsung atau tidak langsung akan mendukung/memihak kepada putranya yang sedang bertarung.
Prediksi Dua Putaran
Walaupun hasil survei berbagai lembaga menyatakan Paslon 02 akan meraih kemenangan dengan satu putaran. Itu adalah hasil di atas kertas belum selesai Pemilu. Kenyataan bisa saja berubah atau tetap seperti hasil survei. Karena setiap Paslon memiliki jurusan-jurusan yang tidak diketahui oleh masyarakat, para pakar politik, sehingga semuanya itu bisa berbalik. Bagaimana meyakinkan kepada masyarakat/simpatisan/konstituen.
Seandainya dua putaran, sebagai pemenang adalah Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud, atau Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin. Jika, Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud pemenang dalam putaran pertama, maka bulan Juni 2024 akan terjadi head to head (berhadap-hadapan) semakin memanas dalam perseteruan. Bukan saja elite politik/elit Parpol, tetapi masyarakat selah-olah diadu dalam satu ring pertaruhan. Sakit sosial akan sembuh bertahun-tahun pemerintah bertanggung jawab.
Kita bertanya, nanti ke mana Parpol yang kalah dalam mengusung Paslon 01 menentukan arah politiknya. Para pengikut/konstituen diarahkan mendukung Paslon 02 atau 03. Secara matematika politik, mudah ditebak para elite politik dan suara pendukungnya mau di bawa ke mana. Para elite politik/Parpol PKS dan NasDem akan mendukung ke Paslon 02, dan PKB akan mendukung Paslon 03.
Para pendukung PKS/elite politik/Parpol/anggotanya semua tumpah ruah ke Paslon 02. Tetapi, PKB elite politik/Parpol terbelah bagi dua. Ada yang mendukung Paslon 02 dan Paslon 03. Sedangkan NasDem juga akan terbelah bagi dua baik elite poltik/Parpol/pendukungnya menjatuhkan pilihan ke Paslon 02 atau 03. Elite politik/Parpol PKB tidak mungkin mendukung ke Paslon 02, karena PKB sudah ke luar dari koalisi dengan Paslon 02 Muhaimin menjadi Cawapres Anies.
Politik itu, kemungkinan dari segala kemungkinan semua bisa terjadi pada saat atau detik-detik terakir menjatuhkan pilihan mendukung/bergabung ke Paslon 02 atau 03. Kepentingan elite politik/Parpol sangat menentukan. Hal ini, tergantung dari arahan atau petunjuk elite politik/Parpol, konstituen hanya mendapat perintah.
PDI-P Menarik Menterinya
Gembar-gembor dalam waktu dekat sebelum hari Pemilu maupun sesudah Pemilu PDI-P akan menarik para kadernya yang menjadi menteri/pembantu pemerintahan Jokowi. Megawati sangat berpengalaman dalam berpolitik, diasah mental dan kekuatannya menerapkan berbagai strategi, taktik dalam melumpuhkan lawan-lawan politiknya. Hal ini, sudah terbukti berpuluhan tahun.
Megawati, menurut analisa politik tidak akan menarik kadernya dari pemerintahan Jokowi, walaupun dirinya dan PDI-P “dipercundangi” oleh langkah-langkah politik yang dimainkan Jokowi. Megawati, tetap tegar dan memanuver politiknya kadang tak terbaca oleh lawan politik, maupun para kader PDI-P.
Megawati berprinsip 10 tahun kepemimpinan Jokowi dalam mengelolah negara dan bangsa ini, adalah berkat pengusung dari PDI-P. Ini, adalah kemenangan PDI-P, sehingga harus benar-benar mengawasi kinerja para menterinya untuk mensejahterakan rakyat. Jadi, Megawati dan PDI-P tetap berada dalam pemerintahan sampai berakhirnya tanggal 20 Oktober 2014. Jika, Megawati dan PDI-P menarik diri dalam pemerintahan Jokowi. Berarti PDI-P tidak konsekuen terhadap rakyatnya yang telah memilih Jokowi melalui PDI-P. Suka atau tidak suka PDI-P harus tetap bersatu dan mendukung pemerintahan Jokowi sampai berakhir masa jabatan. Semoga Pemilu tidak menimbulkan kekacauan berkepanjangan menguras tenaga, pikiran, dana untuk mengamankan negara dan bangsa. ***