WP, Rio De Janeiro (Foto: AP) — Presiden Brazil merupakan salah satu pemimpin negara Barat yang tegas menolak tindakan agresif Israel di Gaza, dan belakangan ini sikapnya semakin keras menentang kekerasan yang ia sejajarkan dengan kejahatan Nazi tersebut.
Diberitakan AP, Brasil telah menarik duta besarnya untuk Israel pada Rabu setelah berbulan-bulan ketegangan antara kedua negara terkait perang di Gaza, dampak terbaru dari negara Amerika Selatan atas kampanye militer Israel di wilayah Palestina.
Langkah ini diumumkan dalam lembaran resmi Brasil. Meski demikian, sikap tegas Brazil belum sampai pada tingkat pemutusan hubungan diplomatik.
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva sering mengkritik serangan Israel di Gaza, yang ia bandingkan dengan Holocaust awal tahun ini. Hal ini menyebabkan Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz memanggil duta besar Brasil, Frederico Meyer, ke museum nasional Holocaust di Yerusalem untuk mendapat teguran publik.
“Langkah sepihak pemerintah Brasil menjauhkan kita dari tradisi diplomasi Brasil yang berimbang dan mengupayakan dialog serta menghalangi Brasil menjalankan peran yang diinginkan sebagai mediator dan protagonis di Timur Tengah,” kata pihak pro-Israel sebagaimana yang ditulis AP.
Pada bulan Februari, Lula dari Brasil mengatakan bahwa “apa yang terjadi di Jalur Gaza dan rakyat Palestina belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Sebenarnya, hal itu terjadi ketika Hitler memutuskan untuk membunuh orang-orang Yahudi.”
Danielle Ayres, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Federal Santa Catarina di Brasil selatan, mengatakan tindakan hari Rabu itu bersifat “simbolis” dan bahwa dengan tidak memutuskan hubungan diplomatik, Lula mengindikasikan bahwa ia ingin mempertahankan hubungan sambil memperkuat posisi pemerintah Brasil dalam “ dengan keras mengkritik cara Israel merespons” serangan 7 Oktober.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Brasil menyambut baik pengakuan resmi Irlandia, Norwegia, dan Spanyol atas negara Palestina pada minggu ini. Brazil mengakui negara Palestina pada tahun 2010. Upaya terkoordinasi yang dilakukan ketiga negara Eropa Barat pada hari Selasa menambah tekanan internasional terhadap Israel, yang mengutuk langkah diplomatik tersebut.
Awal bulan ini, Kolombia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel . Presiden Kolombia Gustavo Petro sebelumnya telah menangguhkan pembelian senjata dari Israel dan juga membandingkan tindakan Israel di Gaza dengan tindakan Nazi Jerman.
Di negara lain terdekat, Bolivia dan Belize juga telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena perang Israel-Hamas. (Red2/la/wp). **