Warta Press, Wawasan Fengshui (Bagian 1) – Ilmu tentang Fengshui (Feng Shui), merupakan salah satu ilmu pengetahuan kuno warisan leluhur bangsa Tiongkok yang tidak hanya populer di negara asalnya, tetapi juga diaplikasikan di banyak bangsa di dunia, termasuk di Nusantara.
Fengshui, meskipun sulit dinalar, namun harus diakui seringkali dijadikan salah satu pertimbangan utama bagi banyak usahawan dalam memulai membangun tempat tinggal dan bisnis properti misalnya, khususnya untuk rumah, tempat usaha, gedung, rumah toko (Ruko), rumah kantor (Rukan) dan lainnya. Banyak pengusaha real estate di Indonesia yang menggunakan jasa konsultasi Feng shui. Ini bukan semata masalah keyakinan, tapi ada bukti yang dinilai sebagai dampak penerapan Fengshui.
Banyak pengertian Fengshui, yang pada intinya adalah tentang ilmu yang identik dengan keseimbangan lingkungan, dikaitkan karakteristik manusia, dan bagaimana “mengelola” energi lingkungan (yang menguntungkan pengguanya).
“Feng Shui…, is about living in harmony with the natural environment and tapping the goodness of nature to benefit mankind.” Tulis Evelyn Lip, dalam Feng Shui for Success in Bussines, 2009 (Mariana, 2010).
Sehingga, Fengshui itu merupakan ilmu yang berhubungan dengan seni menata lingkungan di tempat tertentu, berdasarkan keseimbangan energi dan karateristik (sifat) manusia, yang dapat membawa keuntungan bagi manusia yang menggunakannya.
Praktek Fengshui dapat diterapkan pada: rumah tinggal, bangunan ruko, gedung, kompleks perumahan, kawasan bisnis, fasilitas pelayanan publik, pasar, mall dan lain sebagainya, untuk mencapai aspek utama Fengshui.
Terdapat lima elemen dasar dalam ilmu Fengshui, yang nanti melambangkan karateristik objek/bangunan, watak penghuni dan sifat, yaitu: Api, Tanah, Logam, Kayu dan Air. Sementara ada 3 aspek utama dalam capaian Fengshui, adalah: Kesehatan, Kemakmuran dan Keharmonisan hubungan antar manusia.
Pakar Fengshui biasanya mampu merancang bagaimana penerapan prinsip ilmu Fengshui di dalam suatu bangunan/kawasan berdasarkan elemen yang sesuai dengan pemiliknya, agar penghuninya meraih 3 aspek yang harapkan: sehat, makmur dan kedamaian lingkungan.
Jika dilihat dari metode yang dipakai, terdapat dua kelompok besar praktisi Fengshui di dunia, 1) San He, kelompok ini metodenya tidak mengenal dimensi waktu, lebih praktis. Metode ini ibaratkan seperangkat sistem yang sudah “siap pakai”. 2) San Yuan, metode ini mengenal dimensi waktu, lebih kompleks, detail dan lebih sulit diterapkan. Tapi keuntungannya, nilai kemanfaatannya langgeng dan adaptif terhadap perubahan.
Sekarang kita berada di era Revolusi Industri 4.0 dan masyarakat Super Smart Society (Scociety 5.0). Era dimana teknologi dan sistem IT sudah sangat maju dan berbasis kecerdasan sintetis (AI). Perangkat teknologi sudah banyak yang mengambil alih pekerjaan manusia, akses internet global, big data, android dan dunia maya/virtual (metaverse) yang sudah menyatu dengan dunia realitas.
Dengan teknologi 4.0 yang canggih, manusia mampu merekayasa energi untuk tujuan tertentu melalui aplikasi-aplikasi ultra-modern, namun tidak akan mampu menciptakan atau memusnahkan energi. Energi bersifat kekal.
Maka energi dapat dipahami sebagai suatu potensi yang ada, kekal dan menyebar di alam raya untuk menjaga keseimbangan alamiah. Makhluk hidup merupakan salah satu subjek penyebar energi yang paling efisien dibanding benda-benda alam. Sehingga, antara manusia (sebagai energi dan medium penyebar energi) dengan lingkungan sekitarnya (yang merupakan objek naungan energi) harus padu, seimbang dan saling mendukung. Tidak boleh saling bertentangan.
Dengan demikian, akan lahir harmoni lingkungan. Maka alam semesta yang diliputi energi tanpa batas ini, akan mendukung keinginan manusia untuk hidup sehat, kaya dan harmonis. Demikianlah, ilmu Fengshui merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan tata kelola energi untuk kualitas hidup manusia. **
(Lanjutan, Bagian ke-2: Feng Shui untuk tempat tinggal dan tempat usaha)