WP, Kajian Sejarah – Sistem surat menyurat, termasuk wahana pengiriman surat telah dikenal pada era Majapahit abad 13-15 Masehi. Seperti diketahui, kerajaan maritim terbesar dunia ini berdiri pada tahun 1298, dan runtuh total pada tahun 1478.
“Dengan hantaran burung pos, surat cinta Patih Sidhapaksa terhantarkan kepada Sri Tanjung. Dalam mitologi Hindu, burung nuri adalah wahana Dewa Kama. Bukan hanya sebagai kendaraan (wahana), dalam urusan bercinta, burung nuri juga berjasa sebagai “penghantar surat cinta,” tulis arkeolog yang juga sejarahwan nusantara, M. Dwi Cahyono, melalui laman media sosialnya, (6/12/23).

Paling tidak, lanjutnya, ada dua buah panil relief cerita yang memuat burung pos, yaitu panil relief di Pendapa Teras II Penataran dan Kaki Candi Jabung, yang keduanya berasal dari masa Majapahit.
Menurut arkeolog yang aktif diskusi sejarah dengan kaum muda di Malang (Jatim) ini, pada masa Majapahit telah terdapat jasa pos, dimana burung dijadikan sebagai wahana penghantar surat. Ternyata, merpati pos yang dikenal hingga kini telah memiliki akar sejarah panjang. Paling tidak, telah kedapatan sejak masa Majapahit (abad XV Masehi).
“Kini surat cinta tak lagi terkirimkan via jasa pos, namun telah tergantikan oleh jasa ponsel. Burung post pun banyak yang pensiun dini sebagai penghantar surat,” tutupnya. (Red1/wp). **