WartaPressCom, Editorial Demokrasi – Siapa yang tidak kenal dengan Dr. (Hc) H. Erick Thohir (ET)? tokoh nasional yang dikenal luas di kancah olahraga dunia. Selain dipercaya Presiden Jokowi menjadi Menteri BUMN, Erick juga meraih dukungan aklamasi sebagai Ketua Umum PSSI.
Muda, Beda dan Inspiratif
Power ET ternyata tak lepas dari perjuangan masa kecilnya, semangat belajarnya yang menggebu-gebu, yang kini dapat menjadi inspirator kaum muda untuk meraih kesuksesan di berbagai bidang. Bagaimana mewujudkan impian jadi nyata dari kondisi yang dipandang niskala.
Semangat kerja keras ET diwarisi dari sosok alm ayahnya Mochamad “Teddy” Thohir. Sejak kecil sang ayah telah menunjukkan bukti: perjuangan tidak mengkhianati hasil. Sang ayah sendiri saat mudanya menempuh pendidikan sambil bekerja meringankan beban orang tuanya yang jauh dari gelimang harta. Pada usia remaja Teddy merantau ke Solo (Jawa Tengah) untuk belajar dan bekerja demi meraih cita-cita dan membanggakan orang tuanya, dan untuk masa depan anak-anaknya kelak.
Selanjutnya pemuda itu merantau lagi ke Ibukota. Etos kerja dan semangat meraih sukses yang dimilikinya, membuatnya berhasil menuntaskan sekolah dan dipercaya berkarir di sebuah perusahaan besar di Jakarta. Sejarah mencatat, atas prestasi kerjanyalah bisnis seperti Astra meroket. Hingga akhirnya Moch. Teddy Thohir mendirikan perusahaan pertamanya, yang menjadi awal dari kesuksesan bisnis keluarga Thohir.
Sang ayah kini memang telah lama pergi. Namun meninggalkan pelajaran, etos dan semangat kerja keras yang tak ternilai bagi banyak pengusaha zaman itu, antara lain menurun pada anak-anaknya, termasuk Erick Thohir.
Pernah waktu bocah, ET dan beberapa teman melihat seorang bapak tua penjual biji karet mainan keliling menjajakan dagangannya yang kurang laris. Erick dan rekan merasa iba, lalu pulang ke rumah mengambil uang tabungannya, untuk memborong dagangan bapak tua. Empati Erick muda tertanam kuat karena didikan orang tua dan sifat dasarnya.
Erick Thohir, yang lahir di Jakarta pada 30 Mei 1970, sejak kecil ternyata sudah gemar olahraga, antara lain basket dan sepakbola. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 3 Jakarta.
Semangat Belajar ET
Erick muda sudah membayangkan masa depan dunia akan sangat dipengaruhi oleh sistem informasi. Media, akan menjadi salah satu entitas terkuat di dunia. Sehingga, lulus SMA ia memutuskan melanjutkan studi ke Glendale College, California, Jurusan Communications. Di sini ia meraih gelar diploma Associate of Arts.
Pemahamannya tentang inovasi zaman yang bakal dominan di masa depan, Erick melanjutkan studi jurusan Advertising di kampus yang sama, dan meraih gelar setingkat sarjana, Bachelor of Arts. Semangat belajar yang tak padam, Erick Thohir melanjutkan studi Master of Bussines Administration di National University, California, Amerika Serikat, dan lulus pada tahun 1993.
Pulang belajar dari negeri Paman Sam, Erick Thohir langsung mempraktekkan ilmunya di lapangan bisnis nyata, dibawah bimbingan orang tuanya. Bakat dan kepiwaian ET nampak ketika ia berhasil mengembangkan usaha keluarga dan lalu membangun bisnisnya sendiri.
Menjadi Pengusaha dan Tokoh Media
ET lepas dari bayang-bayang kesuksekan keluarga, ia akhirnya mampu merintis dan membangun bisnisnya secara mandiri. Bahkan ketika ekonomi negara-negara Asia goncang akibat krisisi moneter 1997, bisnis ET luput dari terpaan badai. Ia bisa tahan bahkan bangkit lebih kuat.
Erick merambah bisnis media dan periklanan. Tahun 2000, ketika hawa krisis masih terasa, grup bisnis ET mengakuisisi Harian Republika (yang merupakan salah satu koran nasional terdepan, namun kala itu ikut terempas krismon). Dua tahun kemudian, Mahaka Media melantai di Bursa Efek Jakarta.
Erick sukses mempertahankan bisnis media yang nyaris bangkrut akibat krismon dan situasi politik dalam negri pasca reformasi yang belum kondusif. Bahkan berkembang ke penerbitan, periklanan, media penyiaran visual, radio, media siber, manajemen selebirti, olah raga dan lainnya.
Sebagai sarana perjuangan sosial, grup Erick Thohir mendirikan Yayasan, dan lembaga amal sosial, seperti: Darma Bhakti Mahaka Foundation; Sinergi Foundation; Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan lainnya.
Peran media ET tidak hanya di Republika, ia juga ikut mengembangkan perusahaan VIVAnews dan TVOne milik keluarga Bakrie. Tahun 2014 Erick menjabat Direktur Utama ANTV.
Tokoh Olahraha Nasional
Kiprah Erick di dunia olah raga bukanlah hal yang tiba-tiba. Tahun 1993 ia menyelamatkan klub basket Satria Muda yang hampir masuk zona degradasi, dan hanya setahun kemudian klub tersebut tampil menjadi salah satu energi andalan basket Indonesia. Tahun 1999 Satria Muda meraih juara Kobatama. Di waktu berikutnya, klub elit ini berlaga di kejuaraan internasional.
Dari prestasi inilah antara lain yang menghantarkannya menjadi Ketua Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) periode 2006-2010. Tahun yang sama ia dipercaya memimpin sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara selama dua periode.
Rambah Olahraga Internasional
Perannya memajukan olahraga nasional telah teruji. Kemudian ET bersama sahabatnya yang lain, berinvestasi pada klub NBA, Philadelphia 76ers. ET menjadi pengusaha Asia pertama yang memiliki klub elit basket NBA.
Ekspansinya ke klub NBA ternyata tidak melulu ambisi bisnis. Erick bertujuan agar para talenta muda basket tanah air memiliki kesempatan berlaga di kancah dunia. Erick membuktikan betapa anak bangsa mampu mewarnai dunia olah raga paling bergengsi di AS tersebut.
Sudah puluhan tahun ET mendukung klub sepak bola dalam negeri, tiba saatnya Erick merambah sepak bola Amerika dan Eropa. Tahun 2012 ia membeli klub divisi utama (MLS) sepakbola Amerika Serikat, DC. United. Di era Erick Thohir lah DC United bisa membangun stadion baru yang megah Audi Field DC United di Buzzard Point.
Dari AS, Erick Thohir melirik Eropa. Tahun 2018, bersama rekannya asal Indonesia, ia membeli saham di klub divisi III Liga Inggris, Oxford United. Sebagaimana diketahui, Liga Inggris merupakan liga sepakbola yang paling elit di dunia.
Jagad sepakbola Eropa dibuat heboh tahun 2013. Bersama dua rekannya dari dalam negeri, Erick Thohir berhasil mengambil alih mayoritas saham klub Inter Milan dari tangan taipan Italia, Massimo Morrati. Klub ini di zamannya, pernah menjadi rumah bagi pemain sekaliber: Gabriel Batistuta, Luis Figo, Eto’o, Zlatan Ibrahimovic dan mega bintang bola lainnya. Pelatih dunia yang pernah mendarat di Inter Milan adalah: Marcello Lippi, Jose Mourinho dan Rafael Benitez.
Saat melepas sahamnya di Inter Milan, ET tetap disanjung oleh pemilik baru klub, “Terima kasih kepada Erick Thohir atas kontribusinya. Kami mendoakan semoga sukses di masa depan,” kata Steven Zhang dalam kutipan sejumlah media.
Ketua TKN Jokowi – KH. MA 2019
Erick Thohir kembali fokus di tanah air, yaitu ikut serta dalam mendukung pesta demokrasi Indonesia. Kala itu Erick mendapat tugas sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – KH. Ma’ruf Amin yang maju sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden.
Berkat kerja keras parpol pengusung dan tim sukses, dimana ET merupakan salah satu tokohnya, pasangan Jokowi – KH.M.A akhirnya terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI, yang masih menjabat hingga kini.
Masih banyak peran dan sepak terjang Erick Thohir untuk mengembangkan olah raga nasional; membawa harum nama bangsa di kancah olah raga dunia; menjadi bagian dari tokoh penggulir demokrasi yang bermartabat, dan tentu saja bagaimana memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk menjadi wirausaha yang sukses.
ET Cawapres Ideal untuk GP
Kini muncul pertanyaan, siapa yang bakal menjadi figur ideal calon wakil presiden yang berpasangan dengan Ganjar Pranowo yang beberapa waktu lalu sudah meraih dukungan PDIP?
Jika melihat GP sebagai kader banteng yang nasionalis, maka jawaban utamanya ada pada Erick Thohir. Setidaknya ada beberapa alasan kenapa ET cocok jadi pasangan Ganjar dalam pilpres 2024 mendatang:
Pertama, ET merupakan tokoh yang dekat dengan entitas paling berpengaruh di negeri ini, yaitu organisasi Nahdliyin. Siapapun paham bahwa ET merupakan anggota Banser (sayap NU) yang terjun langsung dalam proses kaderisasi.
Kedua, ET merupakan pengusaha yang memiliki jaringan internasional, yang pasti akan mudah baginya menggalang investasi untuk melanjutkan IKN dan sejumlah proyek strategis pemerintahan Jokowi yang harus dituntaskan.
Ketiga, ET tokoh yang memiliki reputasi pekerja keras, disiplin dan bersih dari kasus. Ia sudah mapan dari aspek ekonomi dan hadir hanya untuk mengabdi. Hal ini akan memudahkannya meraih dukungan rakyat.
Keempat, ET merupakan salah satu tokoh yang dipercaya Jokowi, dari sejak masa pencapresan dulu (ET Ketua Tim Kampanye Nas Jokowi-KMA) hingga kini menjadi Menteri BUMN. Kemistri politik seperti ini tidak banyak dimiliki tokoh lainnya.
Kelima, ET memiliki Sumberdaya politik untuk mendukung publikasi, dan penggalangan suara pemilih. Sebab ia pengusaha dan tokoh media dimana jaringan bisnis dalam negerinya amat kuat.
Itulah sekilas gambaran, narasi Editorial Demokrasi dari Litbang Warta Press Network (WPN). Narasi ini bukanlah ajakan politik, tapi sebagai wacana yang memperkaya referensi politik Indonesia. **