WP, Malang – April Soeharto, perempuan inspiratif kelahiran Malang, 26 April 1993, telah mencatatkan namanya dalam dunia bisnis alas kaki dengan mendirikan brand unik bernama “Arta Louwee (dibaca Arta Luwih)”. Beroperasi di Jalan Raya Dermo 91 Malang, Arta Louwee menawarkan konsep alas kaki custom yang telah menarik perhatian banyak pihak. April telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, antara lain: Juara 1 kategori fashion “Indonesia Spicing The World” tahun 2019, Grand Finalis Pengusaha Muda Brillian tahun 2020, Juara 1 Inkubasi Bisnis Teknologi Alas Kaki BPIPI tahun 2021, Juara 3 National Investment Challenge, Surabaya Business Forum tahun 2022, dan Finalis Apresiasi Kreasi Indonesia tahun 2024.
Baru-baru ini, April berkolaborasi dengan Gamadharma dalam sebuah program donasi sepatu sekolah untuk anak-anak di pelosok Indonesia. Program ini merupakan wujud kepedulian April Soeharto terhadap anak-anak di daerah terpencil yang kerap kali harus menempuh perjalanan panjang ke sekolah tanpa alas kaki.
Keinginan April untuk mendonasikan sepatu muncul dari pengalamannya berkeliling Indonesia. “Saya suka banget touring motor. Saya sepakat bahwa Indonesia adalah serpihan surga. Alamnya sungguh luar biasa. Tak ada keindahan yang bisa mewakilinya dengan satu kata pun. Semakin masuk ke daerah-daerah, semakin luar biasa keindahannya. Di sanalah, saya bertemu anak-anak sekolah yang polos, yang bahagianya sederhana. Semangat mereka luar biasa walaupun pergi belajar tanpa alas kaki, menyusuri jalan batu dan berlumpur yang jaraknya bikin geleng-geleng,” ungkap April.
Kolaborasi ini bermula dari pertemuan April dengan tim Gamadharma di sebuah ajang kompetisi yang diselenggarakan oleh Balai Industri Yogyakarta. Dalam kompetisi tersebut, tim Gamadharma memilih sepatu boots Arta Louwee sebagai bahan konten dan berhasil menjadi juara. “Sebagai apresiasi, saya mengajak mereka bertemu dan memberi bingkisan kecil untuk mereka. Di situlah seperti gayung bersambut. Arta Louwee ingin mendonasikan sepatu untuk anak-anak pelosok, dan dipertemukan dengan Gamadharma yang mempunyai program dan tujuan yang sama,” jelas April.
Tim Gamadharma berangkat ke Atambua pada 23 Juni 2024 menggunakan kapal laut, menyiapkan kegiatan dan menyesuaikan dengan sekolah yang dituju, akhirnya pada 2 Juli 2024 dapat menyerahkan donasi sepatu. Meskipun April tidak bisa hadir langsung karena mengikuti pameran dari Kemenparekraf di Surabaya, ia menyampaiakn bahwa proses donasi berjalan lancar. Tim Gamadharma berbagi pengalaman mereka kepada April bahwa pengalaman saat memberikan donasi rasanya luar biasa mengharukan, lepas, dan membahagiakan. Sebelum memberikan sepatu ke adik-adik di Nualain, Atambua, kita mencari ukuran yang sesuai dan memakaikannya langsung kepada mereka satu per satu. Ketika sepatu yang mereka kenakan pas, tampak senyuman yang sederhana tapi begitu lepas. Energi dan rasa bahagia itu entah mengapa menghidupi hati kami sampai hari ini.
Distribusi sepatu di daerah perbatasan tentu tidak mudah. Tim Gamadharma menghadapi banyak tantangan, terutama dalam perjalanan darat dari Kupang ke Atambua yang memakan waktu sekitar 14 jam dengan mobil tronton semi terbuka. “Tantangan terbesar tentunya berada di perjalanan yang lumayan menantang. Kami menggunakan transportasi yang paling minim biaya, membawa barang-barang donasi serta barang-barang program lainnya untuk sampai ke Atambua menggunakan kapal laut. Tantangannya justru berada di perjalanan darat yang saat itu kami tempuh selama kurang lebih 14 jam dari Kupang ke Atambua menggunakan mobil tronton semi terbuka dan harus bertahan dengan guncangan di jalan maupun udara dingin saat mulai mendekati Atambua,” jelas tim Gamadharma.
April Soeharto menyampaikan pentingnya kolaborasi dan berbagi dalam program ini. “Kolaborasi adalah kunci kita untuk saling terhubung satu sama lain. Hal-hal yang rasanya jauh atau sulit dapat dicapai dengan adanya kolaborasi. Kolaborasi membangun relasi dan membuat kita yang punya visi serupa dapat bertemu lalu menjalin relasi dan akhirnya bisa sama-sama berbagi, entah berbagi ilmu, pengalaman, bahkan berbagi makna atau berbagi sesuatu dalam bentuk barang/materi yang bisa bermakna buat sesama. Berbagi ke orang lain seperti berdonasi sama halnya dengan berbagi dan memberi pada diri sendiri. Berbagi tak pernah membuat apa yang sudah kita punya berkurang, justru bertambah nilainya.”
April berterima kasih kepada Tim Gamadharma karena turut membantu mewujudkan keinginannya. Ia berharap, semoga program donasi sepatu ini dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak di pelosok Indonesia dan menginspirasi banyak pihak untuk terus peduli dan berbagi. **
Penulis : Rahayu SJ