WartaPress, Yinchuan, 27 Juni (Foto/News: Xinhua) — Sektor pariwisata menjadi salah satu andalan Tiongkok menarik turis lokal dan mancanegara. Bahkan, negara itu mampu menyulap kawasan panas yang rentan bencana gurun menjadi kawasan wisata premium.
Di tengah teriknya bulan Juni, tulis China Xinhua, para wisatawan berlarian menuruni bukit pasir yang terbakar matahari, menunggangi unta di atas pasir keemasan, dan menyejukkan diri di kolam gurun yang berkilauan. Tawa, kegembiraan, dan dengung mangkuk bernyanyi memenuhi udara.
Terletak di sepanjang tepi Gurun Tengger di Daerah Otonomi Ningxia Hui di barat laut China, terdapat Shapotou, kawasan resor nasional tempat sungai, pasir, dan bintang bertemu.
Dulunya terkenal karena gundukan pasir gurun dan badai pasir yang mematikan, wilayah terpencil ini kini menjadi simbol pemulihan ekologi dan pariwisata gurun yang berkembang pesat.
Di masa lalu, penggurunan masih mengancam kelangsungan hidup Shapotou, karena bukit pasir bertambah tinggi beberapa meter setiap tahunnya — menelan ladang dan rumah.
Para peneliti dan penduduk setempat bekerja sama untuk mengembangkan dan menggunakan teknik papan catur jerami guna melawan penggurunan. Bersamaan dengan penanaman pohon dan berbagai upaya lainnya, jutaan orang bersatu untuk secara bertahap menghentikan bukit pasir agar tidak terus bertambah.
Dengan terbentuknya gurun pasir, muncul peluang baru di wilayah ini. Mantan pejabat pariwisata Tao Neng mengenang bahwa pejabat dari Eropa dan Amerika Serikat pernah datang untuk mempelajari pengendalian penggurunan di Shapotou, sementara para backpacker dari Barat tertarik ke daerah ini karena misteri Jalur Sutra.
Terinspirasi oleh model pariwisata gurun internasional, Shapotou memperkenalkan sandboarding, selancar gurun, dan bahkan zip-lining melintasi Sungai Kuning. Pada tahun 2007, tempat ini menjadi kawasan wisata tingkat 5A nasional — menarik hampir 600.000 pengunjung tahun itu.
Pada tahun 2020, fase pertama Desert Star Hotel dibuka, menawarkan penginapan mewah untuk mengamati bintang dengan harga kamar hingga 2.000 yuan (sekitar 279 dolar AS) per malam. Meskipun mahal, kamar-kamar ini sering kali penuh.
Untuk melayani wisatawan yang lebih muda, pemerintah setempat membangun tempat perkemahan di padang pasir yang dilengkapi tenda-tenda di dalam kamar, festival musik, dan instalasi pengamatan bintang.
Data lokal mengungkapkan bahwa tingkat lapangan kerja pariwisata Zhongwei telah meningkat dari 40.000 pada tahun 2014 menjadi 70.000 pada tahun 2024. Merek-merek besar kini menggelar peluncuran produk di bukit pasir, sementara acara realitas populer telah memilih Shapotou sebagai latar belakang.
Transformasi Shapotou juga mencerminkan strategi nasional Tiongkok dalam membangun peradaban ekologis — yang menempatkan pembangunan hijau di jantung tujuan modernisasinya.
Sebagai pelopor wisata gurun di Tiongkok, Shapotou kini tengah mengembangkan pengalaman liburan gurun yang lebih mewah. Pada tahun 2024, Tengol Desert Resort dibuka, menawarkan vila-vila minimalis bernuansa pasir yang meniru kota unta di Jalur Sutra kuno.
“Dulu kami menganggap gurun sebagai sesuatu yang harus ditaklukkan,” kata Zhang Ying, manajer umum hotel. “Sekarang kami telah belajar untuk hidup selaras dengannya. Bahkan saat badai pasir mengamuk di luar, tamu kami dapat menyeruput kopi dan menikmati pemandangan dengan sangat nyaman.” (xinhua/wp). **