Scroll ke bawah untuk membaca
Example floating
Example floating
InovasiPariwisata

Rebut Pasar Wisata Global, Tiongkok Aplikasikan Teknologi Metaverse

230
×

Rebut Pasar Wisata Global, Tiongkok Aplikasikan Teknologi Metaverse

Sebarkan artikel ini

WP, Beijing/Xinhua (15/9/2024) — Tiongkok kian terdepan dalam inovasi berbagai sektor, termasuk di bidang pariwisata modern. Pada Pameran Perdagangan Jasa Internasional China 2024 yang sedang berlangsung di Beijing, negeri tirai bambu ini menyaksikan lonjakan dalam penggunaan teknologi pintar dalam industri pariwisatanya, yang menyoroti potensi untuk menyediakan kenyamanan yang lebih besar dan perjalanan yang lebih mendalam bagi wisatawan asing yang jumlahnya terus bertambah.

Diberitakan portal China Xinhua News, selain robot humanoid dengan rambut bob yang berbicara dalam banyak bahasa, mesin coba virtual yang menghasilkan gambar bergaya untuk wisatawan di tempat-tempat wisata populer, dan aplikasi mini yang secara otomatis membuat daya saing pariwisata Tiongkok terdepan di antara tujuan wisata global.

Kemudahan dalam hal pembayaran jadi salah satu andalannya, “Turis dari seluruh dunia kini dapat membayar berbagai layanan dengan mudah, termasuk akomodasi, transportasi, layanan makan, dan hiburan, tanpa perlu membuka rekening bank di Tiongkok. Yang diperlukan hanyalah pemindaian kode pembayaran elektronik,” tulis Kantor Berita Xinhua.

Baca Juga:  Bimbel Matematika Griya Baca, Datangkan Ahli Level Pengajar Olimpiade

Pada tahun 2023, Tiongkok mencatat kedatangan wisatawan masuk sebanyak 82 juta orang, dan negara tersebut diperkirakan akan kembali ke tingkat pengunjung tahun 2019 pada tahun 2026, menurut buku hijau tentang pariwisata masuk Tiongkok, yang dirilis oleh Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik (PATA) dan Federasi Kota Pariwisata Dunia pada konferensi pariwisata yang diadakan di sela-sela pameran.

Menggabungkan budaya tradisional Tiongkok dengan teknologi modern yang sangat canggih dalam konteks pariwisata juga merupakan topik utama yang menarik perhatian perusahaan wisata di sana. Termasuk bagaimana menjajahi kebudayaan Tiongkok kuno melalui teknologi baru “realitas virtual” atau “semesta digital”, yang populer disebut metaverse.

Di ruang pameran, seorang pemuda berpakaian jumpsuit hitam terlihat melambaikan tongkat kayu dengan penuh semangat, sementara beberapa kamera mengambil gambar. Setiap gerakannya ditangkap dan diubah menjadi serangkaian aksi berani oleh raja monyet virtual yang ditampilkan di layar besar di belakangnya.

Baca Juga:  Selamat dan sukses! Ilza dan Kimiko Terpilih Jadi Kakang-Mbakyu Kota Malang 2023

Rahasia dari perekaman cepat pertunjukan terletak pada kamera yang diposisikan di sekitar aktor dan penanda yang ditempelkan pada tubuh aktor. Saat kamera menangkap penanda yang memantulkan cahaya, gerakan karakter di dunia nyata dapat diterjemahkan secara digital menjadi gerakan berlari, melompat, dan berlari cepat yang cepat dan mulus di dunia virtual.

Liu Yaodong, ketua dan CEO Beijing Virtual Point Technology Co., Ltd., perusahaan terkemuka dalam kalkulasi ruang dan penangkapan gerak optik, telah menyadari besarnya ruang untuk pelacakan gerak dalam industri pariwisata Tiongkok.

Proyek realitas virtual di sebuah museum di Provinsi Hunan, Tiongkok bagian tengah, adalah contoh utama. Dengan menggunakan 66 kamera penangkap gerak dan seperangkat alat peraga peninggalan budaya yang disesuaikan, pengunjung museum diberi kesempatan untuk memulai perjalanan kembali ke zaman kuno, di mana mereka dapat terlibat dalam interaksi dengan artefak kuno.

Baca Juga:  DEMA Universitas Al-Qolam Malang Gelar Sekolah Desain: Tingkatkan Pemahaman Digitalisasi Mahasiswa

“Dengan penangkapan gerak, wisatawan asing memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan pemandangan alam dan peninggalan budaya, yang memungkinkan mereka memperoleh pemahaman lebih dalam tentang kekayaan sejarah, budaya, dan pemandangan alam Tiongkok yang indah,” kata Liu Yaodong, ketua dan CEO Beijing Virtual Point Technology Co., Ltd.

Sekadar memamerkan peninggalan budaya kuno yang indah dari ribuan tahun lalu mungkin akan mengakibatkan kelelahan estetika di kalangan wisatawan yang datang, kata Semone. “Saya pikir ini adalah kesempatan bagi Tiongkok untuk memungkinkan para wisatawan mulai lebih terlibat dalam budayanya,” tambahnya.

Semone mengatakan bahwa Tiongkok, dengan pasarnya yang luas dan pengalaman yang luas dalam mengelola masuknya wisatawan dalam jumlah besar, memiliki potensi untuk tidak hanya mendapatkan keuntungan dari perjalanan masuk tetapi juga mengekspor teknologi pintar untuk meningkatkan pariwisata global. (xinhua/ed-wp). **

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *