Warta Press, Boven Digul, Papua Selatan – Aliansi Masyarakat dan Pemuda Adat Kabupaten Boven Digoel dan juga Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Bovel Digul, bersama elemen pemuda dan masyarakat lainnya secara tegas menolak berbagai bentuk aktivitas usaha yang dapat merusak lingkungan, atau kegiatan korporasi yang berpotensi mengganggu kelestarian alam di wilayahnya.
Dikatakannya sebagaimana rilisnya kepada media ini pada Jumat (24/3/2023), mereka telah membentuk aliansi. Masyarakat dan pemuda yang tergabung didalam aliansi tersebut bukan satu suku, agama dan golongan tetapi datang dari berbagai perwakilan berbeda beda.
Ada perwakilan dari beberapa organisasi kepemudaan tingkat daerah dan perwakilan pemuda suku serta LMA, misalnya OKP Pemuda Katolik (Martinus Mindin sebagai ketua), OKP Garda Merah Putih Republik Indonesia (Paulus Oropka sebagai ketua), OKP Pemuda Pancasila (Steven Robert Belarminus sebagai ketua), OKP GAMKI (Orgenes Asmuruf sebagai ketua), OKP PKB (Agustinus Nai sebagai ketua), OKP Laskar Pemuda Hanura (Aguatinus Kanip sebagai ketua), Daniel Dante sebagai penggerak Literasi (CINTA BUKU), Ferminus Soh, Yohanes Konowop sebagai toko pemuda Awyu, Kasim Awe sebagai Toko masyarakat Adat Awyu, Adrianus Wombonggo sebagai toko pemuda Muyu, Ananias Borjap perwakilan masyarakat Boven Digoel, Marthen Luter Wambarop sebagai ketua KNPI kabupaten Boven Digoel, dan juga sebagai ketua TIM Aliansi Masyarakat dan Pemuda Adat Kabupaten Boven Digoel.
“Pertemuan aliansi sudah kami lakukan tiga kali, pertama di Aula KNPI tanggal 18 Maret 2023, kedua di sekretariat GAMKI tanggal 20 Maret 2023, dan pertemuan ke tiga di Aula sekretariat KNPI Kabupaten Boven Digoel. Setiap pertemuan banyak perwakilan yang terpanggil untuk menyuarakan dampak daripada Investor yang masuk ke tanah adat Awyu secara khusus, dan secara umum Kabupaten Boven Digoel,” jelasnya.
Saat yang sama, menurut Ketua Pemuda Katolik, bahwa dengan adanya perusahaan PT. Indo Asiana Lestari akan berdampat negatif bagi kelangsungan masyarakat Awyu. Hal senada juga di sampaikan oleh Ketua GAMKI bahwa masyarakat tidak membutuhkan Inverstor tetapi masyarakat membutuhkan pendidikan yang baik.
Dijelaskan juga, bahwa Frengki Woro selaku Aktivis Lingkungan Hidup sangat khawatir terhadap habitat manusia dan satwa lainnya di hutan adat Awyu bila perusahaan PT. Indo Asiana Lestari beroperasi. Mereka katanya sudah punya contoh seperti di PT. Korindo Grup.
Kasim Awe sebagai tokoh masyarakat adat Awyu dan sebagai pegiat lingkungan mengatakan hal yang sama yaitu menolak kehadiran perusahaan tersebut. Di sambung dari ketua LMA Suku Awyu bahwa kami menolak kehadiran PT. Indo Asiana Lestari. Dan beberapa pernyataan perwakilan suku asli yang lain bahwasannya menolak hadirnya perusahaan tersebut.
Sikap penolakan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap upaya gugatan yang di lakukan oleh aktivis dan pegiat lingkungan masyarakat Awyu di PTUN Jayapura pada tanggal 13 Maret 2023 kemarin. Bahwa masuknya pihak Investor tidak berkomunikasi dengan semua pemilik hak ulayat, dan penyusunan AMDAL pun tidak melibatkan masyarakat secara langsung atau dengan kata lain sepihak saja. Hal ini sangat berbahaya dan akan berdampak langsung pada kahidupan kami Suku Awyu kata Frengki.
Sebagai Ketua KNPI Kabupaten Boven Digoel, dan dalam TIM di percayakan sebagai ketua menyampaikan sejujurnya, ia dan rekan-rekan tidak menolak program pembangunan yang di programkan oleh pemerintah dan kami selaku pemuda sangat mendukung percepatan pembangunan agar kesetaraan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dll dapat berjalan dengan baik dan di rasakan oleh masyarakat di kampung-kampung.
“Tetapi dalam konteks perusahaan PT. Indo Asiana Lestari, kami sangat tegas menyampaikan tolong hargai kami sebagai pemilik negeri ini, karena dusun sagu, ikan, udang, buaya, babi dll yang ada di hutan itu sumber kehidupan kami setiap hari. Saya juga mau sampaikan kepada pemerintah Kabupaten Boven Digoel bahwa jangan menutup mata soal kesejahteraan masyarakat asli yang tinggal di kampung kampung,” kata Marthen Luter Wambarop.
Lanjutnya, yang masyarakat butuhkan adalah sentuhan ekonomi, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang layak, dan mereka tidak minta perusahaan masuk ke hutan sagu yang dimiliki untuk dirusak.
“Saya mo bilang bahwa masyarakat Awyu tidak sendiri, bicara Awyu artinya bicara Muyu, Mandobo, Wambon, Kombai Korowai, Saukambo. Dan juga saudara kami yang nusantara,” tandas pemuda yang juga Ketua KNPI Boven Digul, Provinsi Papua Selatan ini. (Rls/ed-wp). **