Penulis: Ade Intan Cahyaning Putri (Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fak. Sastra Universitas Negeri Malang)
WartaPress, (23/11/2024) – Lomba monolog yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang dimana menjadi bagian dari kegiatan KANVAS (Karnaval Sastra 2024) yang dapat diikuti oleh seluruh siswa dari sekolah jenjang menengah atas atau sederajat. Perlombaan ini berlangsung di Lab. Drama Gedung D14 Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang pada pukul 10.00 – 15.00 WIB. Didatangi oleh berbagai sekolah dengan menggandeng peserta lomba monolog yang siap untuk menunjukkan keahlian dalam berperan dan mengekspresikan diri.
Para peserta berlomba untuk menyajikan penampilan yang terbaik di depan kedua juri, sama halnya dengan salah satu peserta lomba monolog berikut, siswa dari MAN Kota Blitar yang bernama Muhammad Abrar Rafi’ M. dengan membawakan naskah monolog berjudul Pemberontak karya Agus Nur. Untuk membawakan naskah monolog berjudul Pemberontak ini perlu adanya pemahaman terhadap konteks yang terdapat pada naskah sehingga pesan yang terkandung dapat tersampaikan dengan baik kepada para penikmatnya.
Naskah monolog Pemberontak karya Agus Nur merupakan sebuah karya sastra yang mengisahkan perjuangan seorang individu yang merasa terasingi oleh system social, politik, atau kondisi tertentu. Dalam monolog ini, karaker utama menyampaikan protes, ketidakpuasan dan pemberontakan terhadap ketidakadilan yang ada di sekitar dirinya. Proses pemberontakan ini tidak hanya bersufat fisik, tetapi juga lebih mengarah pada pemberontakan batin, yakni perasaan frustasi, kebingungan, dan keinginana untuk mengganti atau mengubah tatanan yang sudah ada.
Muhammad Abrar Rafi’ M. membawakan monolog dengan judul Pemberontak karya Agus Nur dengan background dirinya sebagai pelajar yang memberontak atas apa yang dia alami. Tokoh ini melarikan diri dari kejaran ayahnya dan memilih kebebasan untuk dirinya sendiri. Bertahan di ruang usang tak berteman hanya berbekal tas sekolah dan pakaian yang dikenakan. Dia bergumam mengeluarkan apa yang ada di dalam pikirannya meski hanya didengar oleh hembusan angin dan juga barang-barang yang tergeletak rusak, setidaknya dia bisa merasa bebas walaupun hanya sesaat.

Penampilan yang dibawakan oleh siswa MAN Kota Blitar ini dirasa hampir sempurna karena pembawaanya yang sangat ekspresif sehingga rasanya dapat sampai kepada penonton dan juga juri yang menilai. Tidak ada yang benar-benar sempurna dalam menunjukkan penampilannya, terdapat beberapa yang perlu untuk debenahi seperti dalam penampilan ini Muhammad Abrar Rafi’ M. mengalami kesalahan saat pengucapan dialog yang mana terdengar dengan cukup jelas sehingga itu bisa menjadi catatan penilaian juri. Terdapat saran dari penulis yakni untuk lebih mendalami lagi karakter dan latar belakang cerita dalam naskah sehingga bisa mengembangkan cerita dan menyampaikannya dengan baik. Keterampilan bersuara juga dirasa perlu diasah kembali agar dapat menguasai berbagai macam varian suara seperti suara orang tua ataupun dalam mengungkapkan maksud suara perut yang menandakan kelaparan. Dengan ini penulis memberikan saran untuk terus berlatih dengan mencoba berbagai macam tipe suara manusia maupun hal lain agar dapat memperkuat pesan yang disampaikan dan memberi kesan bahwa karakter yang dibawakan terasa lebih hidup.
Meski terdapat kekurangan dalam penampilannya, Muhammad Abrar Rafi’ M. siswa dari MAN Kota Blitar ini berhasil memenangkan lomba monolog dengan mendapat juara 1 dari banyaknya pendaftar yang telah terseleksi. Hal ini pasti memberikan rasa bangga untuk dirinya sendiri dan juga suatu kebanggaan untuk sekolahnya. Dengan adanya lomba monolog ini merupakan salah satu ajang yang dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik dalam mengembangkan berbagai keterampilan. Melalui lomba monolog, diharapkan peserta didik dapat merasakan manfaat yang tidak hanya berhubungan dengan keterampilan berbicara, tetapi juga dengan perkembangan pribadi dan social mereka. ***