Tim Nasional Indonesia sepak bola akan melakoni pertandingan Grup C di Football Stadion Allianz, Sydney Australia melawan Australia, Kamis 20 Maret 2025 sore nanti mulai pukul 16.10 WIB. Lanjutan kualifikasi Pila Dunia 2026 Skuad Garuda sukses mengumpulkan total enam poin terpaut satu point dari Ausralia berada peringkat kedua. Bentrokan dua negara ini, untuk menunjukan kepada dunia siapa yang unggul dan akan disiarkan langsung oleh RCTI dan GTV.
Prediksi Timnas Indonesia akan ditalukan Australia dengan skor 1-2, karena menurut data pertandingan selama ini bertemuan dengan Australia sudah 20 kali, Indonesia baru satu kali menang dengan skor 1-0, terjadi pada tanggal 30 Agustus 1981. Bukan saya tidak nasionalis, tetapi melihat kekuatan Timnas kita yang belum solid, karena pemainnya semua naturalisasi. Di tangan pelatih Patrick Kluivert, jika mampu membawa Timnas sebagai juara Grup C merupakan kejaiban dan luar biasa.
Beberapa pemain sepak bola Indonesia yang pernah membela Timnas Belanda di level junior dan kini menjadi pemain naturalisasi Indonesia. Kita berharap kehadiran pemain asal keturnan Indonesia-Belanda membawa harapan besar pencapai Indonesia di kompetisi nasional.
“Belanda” VS Australia
Menurut data yang dihimpun dari persepak bolaan nasional, jumlah pemain naturalisasi Timnas Indonesia mencapai 43% dari total pemain yang bermain dalam FIFA Matchday 2024. Pemain naturilasasi dari Belanda ada keturunan dari ibu/bapak/nenek/kakek orang Indonesia atau berdarah keturunan Indonesia. Menurut peraturan FIFA untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan hukum kewarganegaraan negara yang bersangkutan. Di Indonesia, pemain harus tinggal minimal lima tahun belum bisa menjadi WNI. Tetapi kenyataan tidak demikian, bahkan pekan lalu DPR RI menyetujui tiga orang naturalisasi dari Belanda mengucapkan sumpah.
Timbul pertanyaan, apakah penduduk Indonesia berjumlah 180 juta orang asli kewargaan negara sejak lahir, ibu/ayah/nenek/kakek warga/penduduk Indonesia tidak ada satu pun yang bisa bermain sepak bola. Berarti pembinaan dan pengkaderan melalui Liga Indonesia tidak berhasil merekrut mereka untuk menjadi pemain Timnas Indonesia. Atau karena sistem rekrut tergantung selera dari pelatihnya atau ada campur tangan dari PSSI dan pemerintah.
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert dan asistennya Alex Pastoor, Denny Landzaat, dan Gerald Vanenburg tugasnya sebagai pelatih untuk urusan taktik dan strategi. Gaji yang diperoleh Patrick sebesar 142.000 Euro atau setara dengan uang Indonesia Rp2,3 miliar per bulan. Ini, bayaran gaji seorang Direktur BUMN.
Sedangkan gaji asistennya seperti Pastoor ketika melatih Almere City pada tahun 2023 sebesar 300.000 Euro atau Rp5 miliar per tahun. Hal ini, dibandingkan dengan gaji yang diperoleh Shin Tae Yong (STY) Rp1,1 miliar per bulan melatih Timnas Indonesia dan kontrak 2024-2027 gaji sebesar Rp1,9 miliar per bulan. Begitu Patrick ditetapkan sebagai pelatih Timnas Indonesia, langsung memboyong tiga orang pemain warga negara Belanda dan telah dinaturalisasi.
Jumlah pemain naturalisasi Belanda sebelumnya ada 10 orang, dan baru-baru mengambil sumpah menjadi WNI sebanyak tiga orang, jadi total 13 orang. Seandainya semua pemain naturalisasi diturun dalam pertandingan ini, maka semuanya adalah turunan Belanda. Jadi, yang bermain adalah “Timnas Belanda” VS Timnas Australian. Pertanyaannya apakah mereka lebih berjiwa nasionalis atau pemain kita yang asli Indonesia.
Ini, bukan membedakan ras, tetapi kenyataannya. Saya menilai mereka bukan berjiwa nasionalis, tetapi nasionalismenya karena dibayar untuk memperkuat Timnas kita. Setelah selesai memperkuat Timnas, mereka akan kembali lagi menjadi warga negara Belanda. Karena hidup dan pekerjaan setelah tidak menjadi pemain sepak bola di Belanda terjamin. Ini, yang dinamakan nasionalis. Karena Indonesia berambisi masuk dalam Piala Dunia 2026 dengan segala cara kita tempuh, dengan mengorbankan cinta tanah air dari pemuda-pemuda kita yang menutup kesempatan untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Mereka merasa kebanggaan tersendiri dan tercatat dalam sejarah. (George da Silva). **
Sepak Bola Indonesia Kalah dari Australia

