WP, Merauke, Papua Selatan – Mama-mama Pedagang Pasar Asli Papua di Merauke pada Sabtu, 21 Oktober 2023 melangsungkan konferensi Pers dan menyatakan sikap tidak setuju dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten Merauke yang membangun Pasar mama-mama Asli Papua yang berlokasi di sekitar Areal Perumahan Blorep, Kelurahan Kamundu, Distrik Merauke. Alasan penolakan Mama-mama karena letak Pasar yang hendak dibangun dilihat tidak strategis dan akan mendatangkan kerugian bagi mama-mama. Dalam Konferensi Pers tersebut dihadiri oleh kurang lebih 81 Mama-mama dan kaum bapak Pedagang Asli Papua yang menghabiskan keseharian dan kehidupan mereka berjualan di Pasar Wamanggu dan juga Pasar Mopah Baru.
Seperti yang diketahui bahwa Bupati Merauke Romanus Baraka telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Pasar Mama-mama Asli Papua yang pada Sabtu 14 Oktober 2023. Dengan melihat dan mendengarkan informasi peletakan tersebut mama-mama pedagang Pasar Asli Papua kemudian mempertanyakan lokasi pembangunan Pasar yang tidak strategis dan juga menyisakan berbagai persoalan.
Julita Mutom seorang pedagang pasar mama-mama Papua mengatakan bahwa letak lokasi pasar tidak strategis atau jauh dari tengah kota, hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan “ Siapa yang akan datang beli kalo pasar saja jauh dari pemukiman warga” pungkasnya.
Julita juga menambahkan tidak ada transportasi umum atau angkot jalur kota yang beroperasi ke wilayah tersebut “pemerintah bangun Pasar di Blorep tapi sampe hari ini tidak ada angkutan umum yang jalan kesitu, terus siapa yang mau datang belanja disitu, apakah pembeli harus keluarkan biaya yang lebih besar lagi ? diatas persoalan kita tahu bahwa hari ini sudah banyak para penjual sayur dan buah yang menggunakan motor dan mobil jual langsung ke rumah-rumah warga, jadi kalo pasar dibangun di Blorep tidak bermanfaat bagi masyarakat ” pungkasnya.
Menurut Frederika Debat Ndiken bahwa selama ini Pemerintah Merauke tidak peka dan tidak mengakomodir aspirasi mama-mama Asli Papua terkait dengan aspirasi pembangunan Pasar khusus, beliau juga mengatakan bahwa hal yang paling penting adalah pemerintah jangan hanya bicara pembangunan fisik tetapi harus lebih mengutamakan Pembangunan Sumber Daya Manusia “ kami meminta Bupati Merauke untuk berikan penjelasan yang benar dan harus terbuka ke semua mama-mama Papua dan mendengarkan Aspirasi mama-mama Papua” tambahnya.
Selain berbagai alasan-alasan yang diungkapkan diatas, Antonia Yambendoan juga menyoroti persoalan keamanan dan kenyamanan di daerah tersebut yang menurutnya banyak terjadi kasus-kasus kriminalitas dan ini sangat berbahaya bagi mama-mama yang mau pergi pagi atau pulang malam ungkapnya.
Seperti yang diketahui bahwa lokasi tersebut sunyi dan dipinggiran kota. Dalam konferensi tersebut mama-mama menyampaikan beberapa pernyataan sikap dan juga tuntutan kepada pemerintah Kabupaten Merauke sebagai berikut :
- Pemerintah Kabupaten Merauke atau yang berwenang yaitu Bupati segera memindahkan Pasar Mama-mama Asli Papua dari Blorep ke tengah kota atau dekat dengan Aktivitas Pemerintahan.
- Pemerintah Merauke Harus membuka ke Publik terkait kajian ilmiah mengapa Pasar mama-mama Papua dibangun di tempat yang tidak strategis dan jauh dari pusat kota.
- Pemerintah Kabupaten Merauke harus terbuka dan menerima saran dari mama-mama pedagang Pasar Asli Papua terkait konsep dan pembangunan Pasar Mama-mama Asli Papua guna menjawab tantangan-tantangan yang selama ini dihadapi oleh Mama-mama Asli Papua di Pasar.
- Pasar yang dibangun harus dilengkapi dengan Fasilitas yang benar-benar menjawab kebutuhan dan tantangan yang mama-mama Asli Papua selama ini hadapi guna bisa bersaing ditengah arus persaingan ekonomi saat ini.
Demikian siaran pers ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.(*).