Scroll ke bawah untuk membaca
Example floating
Example floating
Olahraga

Dancing Queen Gregoria Mariska Tunjung

233
×

Dancing Queen Gregoria Mariska Tunjung

Sebarkan artikel ini

Oleh: Wina Armada Sukardi (Wartawan Senior)

PEMAIN bulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tanjung, sekali lagi membuktikan dirinya sebagai Dancing Queen. Ratu tari. Ratu Dansa. Gerakan kakinya tidak hanya membuktikan dirinya sebagai kaki pemain bukutangkis yang handal. Footworknya sangat lincah. Luwes dan ritmis. Lebih dari itu, Jorji, panggilan Grogeria, memperlihatkan dirinya juga seorang ratu tari di lapangan. Ratu Dansa bulutangkis. Dancing Queen.

Selama pertandingan, kaki Jorji bagaikan seorang penari. Ringan. Sepeti ada ritme tertentu pada gerakannya. Kakinya juga memberi kesan pemiliknya seorang penari. Olahragawan yang menari. Dancing queen.

Dalam pertandingan perempat final Olimpiade 2024 yang dimainkan di Porta de La Chapelle Arena Paris, Prancis, Sabtu, 3/8, melawan Ratchanok Intanon dari Thailand yang teramat sangat menegangkan itu, terutama di set pertama, kaki Jorgi terlihat bagaikan seorang penari profesional. Manakala melakukan netting, sebelah lutut kaki depannya diteguk, sedangkan
sebelah kakinya lainya memanjang lurus atau 45 derajat.

Begitu ketika Jorji melangkah mundur mengambil bola lop, kakinya secara teratur tertata baik. Lantas, hub, dia melakukan pukulan andalannya yang mematikan: tidak dapat ditebak, smes atau drop shoot. Dan yang lebih memusingkan lawan: tidak dapat ditebak ke arahkan ke mana bola ditempatkan, kiri atau kanan.

Baca Juga:  Gelar Jamuan Makan bagi Tim Pra-PON NTT, Stevano Rizki Adranacus Bermimpi Wujudkan Kehadiran Klub NTT di Kasta Tertinggi Nasional

Saat jedah pun, Jorji terkadang masih bagaikan menari. Baik lantaran sedang gemas menyesal pukulannya tidak berhasil, atau sedang senang lantaran dapat meraih point, Jorji sering meloncat-loncat bagikan kijang melakukan tarian.

Dua pemain bulu tangkis Indonesia yang memiliki footwork paling baik adalah Rudy Hartono dan Susi Susanti. Kehebatan footwork kedua pemain itu membuat penempatan diri mereka di lapangan sangat strategis dan hampir selalu tepat, sehingga menyulitkan lawan siapapun. Hanya saja, walapun sama-sama lentur, gerakan kaki Rydy Hartono dan Susi Susanti jelas full gerakan olah raga. Efektif. Tegas dan terarah. Adapun gerakan kaki Jorji lebih “gemulai” tapi tetap powerfull.

Ketika melawan Ratchanok Intanon gerakan tarian inilah yang banyak bersumbangsih memberi kemenangan untuk Jorgi. Pada set pertama yang mendebarkan, berkali-kali untuk mengejar bola yang teoritis tidak terjangkau, Jorji melakukan gerakan yang melebihi kemampuan tariannya. Melakui limit jangkauannya. Akibatnya dia sering terjatuh. Inilah motivasi menyempurnakan gerakan. Ini bagian dari tanggung jawab memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Kombinasi keindahan dan menembus limit terakhir.

Baca Juga:  Jelang PORPOV Jatim Panitia Seleksi Sepak Bola Putra Kota Malang Gelar Uji Coba Format Trofeo Di Stadion Gajayana Malang

Pada set kedua, setelah kejar mengejar pada point-point awal (5-5), selanjutnya Jorji tak terhankan. Penempatan bola yang bagaikan sulap penuh kejutan, membuat Ratchanok Intanon keteteran, sering membuat kesalahan sendiri sampai tertinggal jauh sekali, dan akhirnya menyerah kalah. Jorji menang dalam tempo 47 menit dengan skor akhir 25-23, 21-9.

Dilihat dari statistik head to head melawan Ratchanok Intanon, sebenarnya, Jorji kalah jauh. Dari sembilan kali pertemuan Jorji dengan Ratchanok Intanon, Jorji selalu kalah dan hanya menang sekali. Kemenangan Jorji melawan Intanon terjadi pada pertemuan terakhir mereka, yakni pada Piala Uber tahun in. Saat itu Jorji menang dua gim langsung dengan skor 22-20 dan 21-18.

Data itu sejati dapat mengetarkan Jorji. Data ini sekaligus juga menerangkan kepada kita: jika Jorji kalah merupakan sesuatu yang lumrah. Data hanya sekali menang dalam sembilan laga tanding, pastilah lumrahnya menekan. Itu fakta objektif. Tapi tarian Jorji kali ini menyelamatkannya. Si Dancing Queen menunjukkan kehebatasnnya dan menjadi asa satu-satunya atlit bulu tangkis Indonesia yang masih dapat menyumbangkan medali di Olimpiade tahun ini.

Baca Juga:  32 Tim Semarakan Turnamen Bola Voli Sumber Mas Cup 2 Dusun Baru Rejo Desa Krisik Kecamantan Gandusari Blitar

Lawan Jorji di semifinal, minggu, 4/8, pemain yang bukan alang kepalang: pemain Korea Selatan, An Se-young, Kali ini An Se-young yang berstatus unggulan pertama. Dia lebih dulu lolos ke semifinal usai mengukir comeback menundukkan pemain Jepang Akane Yamaguchi dengan skor 15-21, 21-17, 21-8.

Tentu kita berharap Si Dancing Queen, Ratu Menari, Ratu Dansa, bukutangkis Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, dapat mencampai hasil maksimal. Kendati demikian, biarkan dia terus menari. Jorji sudah menunjukan keindahan gerakan kakinya. Jorgi telah berhasil menembus limit kemampuannya. Menang atau kalah kita perlu terus mendukungnya. Selalu bertepuk tangan untuk tariannya. **

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *